Microsoft Incar 3 Studio Game

N. Nuriman Jayabuana
Senin, 5 Februari 2018 | 08:33 WIB
Logo Microsoft/Reuters
Logo Microsoft/Reuters
Bagikan

JAKARTA—Raksasa teknologi Microsoft berencana mengakuisisi tiga perusahaan pengembang dan penerbit permainan konsol pada tahun ini. Ketiga studio pembuatan game terkemuka yang tengah dibidik Microsoft itu di antaranya EA, Valve, dan PUBG Corp.

Akuisisi studio pengembang permainan bukan merupakan hal yang baru bagi Microsoft. Raksasa teknologi itu pernah mengambil alih studio pengembang permainan asal Swedia, yaitu Mojang yang membuat Minecraft. Microsoft membeli Mojang pada 2014 lalu senilai US$2,5 miliar.

Seperti dilansir Business Insider, akuisisi tiga studio pembuatan gim itu merupakan strategi Microsoft untuk mendongkrak penjualan konsol Xbox One. Microsoft berambisi meningkatkan penjualan perangkat konsolnya dengan menciptakan lebih banyak permainan eksklusif untuk Xbox One.

Keterbatasan permainan eksklusif ditengarai menjadi penyebab utama melemahnya angka penjualan konsol Xbox One sepanjang tahun lalu. Sementara itu kinerja penjualan perangkat konsol buatan pesaing utamanya Sony Playstation 4 semakin melonjak lantaran kian agresif menyepakati kontrak kerjasama pembuatan permainan eksklusif dengan berbagai studio pembuat permainan.

Rencana Microsoft mengambil alih kepemilikan Valve, EA, dan PUBG Corp merupakan sebuah terobosan untuk menggeser dominasi Sony pada penjualan perangkat konsol.

Manajemen Microsoft menolak menanggapi spekulasi pasar yang berkembang terkait rencana akuisisi itu. Analis sekuritas Wedbush, Michael Pachter, menilai kecil kemungkinan bagi Microsoft dapat menggaet EA.

Menurutnya, EA merupakan perusahaan studio pembuatan gim yang terbiasa meluncurkan produk multiplatform. Bukan hanya permainan untuk perangkat konsol Xbox One dan PS4, tapi juga kepada Nintendo Switch, PC, dan perangkat mobile.

“Kecil kemungkinan bagi Microsoft untuk dapat mengakuisisi EA, karena gim eksklusif tentu menurunkan pendapatan EA. Kalau pun betul terealisasi, nilai akuisisinya akan sangat tinggi,” ujarnya.

Terlebih, gim terakhir buatan EA yaitu Star Wars Battlefront 2 menuai cukup banyak kritikan. Bentuk monetisasi EA berupa pembelian loot box berbasis mikrotransaksi membuat permainan itu ditinggalkan pemainnya.

Sebaliknya, rencana Microsoft mengakuisisi Valve dan PUBG dinilai dapat berjalan lebih mulus.  Valve merupakan studio yang mengembangkan layanan permainan berbasis PC terbesar di dunia, yaitu Steam. Sementara PUBG Corp merupakan studio pengembang permainan online asal Korea Selatan yang membuat permainan PlayerUnknown's Battlegrounds.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper