Bisnis.com, JAKARTA — McKinsey & Company memperkirakan laju pertumbuhan tekfin di Indonesia bakal lebih pesat ketimbang e-commerce dalam 3 tahun ke depan.
Partner McKinsey & Company, Guillaume de Gantes menyatakan mulai tahun ini perusahaan tekfin bakal menjadi magnet baru bagi investor sebagai target utama tujuan investasi.
“Prediksi saya, investasi pada tahun ini lebih banyak tertuju kepada fintech. Banyaknya investasi itu bisa mengalahkan e-commerce,” ujarnya dalam acara Indonesia—Australia Digital Forum, Rabu (31/1).
Baca Juga Sudah Coba Google Flight? |
---|
Guillaume menyatakan pertumbuhan tekfin di Indonesia bakal terdorong oleh semakin tingginya kebutuhan kanal pembayaran berbasis mobile. Hanya saja, terdapat dua skenario yang mungkin terjadi pada perkembangan ekosistem tekfin di Indonesia.
Dua skenario itu adalah munculnya beberapa perusahaan yang mendominasi segmen pasar masing-masing seperti yang terjadi di AS, atau konsolidasi besar-besaran seperti yang terjadi di China.
“Kalau mengikuti perkembangan ekosistem ekonomi digital di AS, nantinya terdapat banyak banyak platform yang memiliki segmen pasar masing-masing. Kalau mengikuti ekosistem di China, nantinya hanya akan memunculkan dua tiga pemain besar yang mendominasi berbagai layanan,” ujarnya.
Baca Juga Telkom Akuisisi 30,4% Saham Cellum |
---|
Kedua opsi pengembangan ekosistem tekfin, ujarnya, dapat memberikan implikasi yang berbeda. Benyaknya pemain pada pasar tekfin memungkinkan berbagai kolaborasi dengan sektor keuangan formal. Sementara persaingan yang ketat dapat mengarahkan tekfin bertarung satu sama lain untuk memenangkan pasar dengan menawarkan berbagai inovasi.