JAKARTA — Perusahaan teknologi rintisan penyedia layanan urun dana atau crowdfunding, KitaBisa, mencatatkan kenaikan donasi pada seluruh kampanye penggalangan dana yang terjadi sepanjang tahun lalu.
Donasi yang terkumpul pada seluruh penggalangan dana melalui KitaBisa tercatat senilai Rp196,44 miliar pada 2017, atau menjadi tiga kali lipat angka donasi sepanjang 2016 yaitu senilai Rp61 miliar.
Sepanjang tahun lalu platform tersebut menjembatani lebih dari 12.000 kampanye penggalangan dana dengan beragam topik sosial, naik 300% dibanding 2016.
Baca Juga Laptop Anyar ASUS di Ujung Tahun |
---|
CEO KitaBisa Alfatih Timur menyatakan masyarakat semakin mengenal urun dana sebagai salah satu opsi alternatif dalam memecahkan berbagai permasalahan sosial.
“Setiap campaign dan kegiatan penggalangan dana yang dilakukan sepenuhnya inisiatif masyarakat, kami hanya bertindak sebagai platform saja,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (3/1).
Urun dana melalui platform KitaBisa sepanjang tahun lalu didominasi kampanye penggalangan dana untuk keperluan pengobatan (24,3%), penyaluran bantuan kemanusiaan (16,7%), pembangunan rumah ibadah (10,6%), dan sebagainya.
Baca Juga Spotify Digugat US$1,6 Miliar |
---|
Sebanyak 72% donasi yang terealisasi umumnya berasal dari pengguna aplikasi mobile KitaBisa. Sepanjang tahun lalu terdapat lebih dari 183.000 orang yang pertama kali melakukan donasi pada platform KitaBisa dengan rerata donasi Rp230.000 per orang. Donatur yang terlibat dalam kegiatan penggalangan dana KitaBisa kini mencapai 535.224 orang.
KitaBisa merupakan perusahaan teknologi yang dibentuk pada 2013. Perusahaan ini memonetisasi donasi dengan potongan 5% dari setiap penggalangan dana di dalam platformnya.
Jasa pelayanan urun dana menjadi salah satu peluang yang menarik di Indonesia mengingat negara ini berbudaya gotong royong, termasuk dalam pendanaan publik.
Perusahaan teknologi rintisan dalam bidang urun dana mulai bermunculan di dalam negeri sejak 2012 lalu. Hanya saja, beberapa perusahaan rintisan lain seperti AyoPeduli dan Wujudkan, sudah menutup kegiatannya pada awal 2017.