APIMI Dukung Akselerasi Broadband

Sholahuddin Al Ayyubi
Jumat, 22 Desember 2017 | 08:03 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Penyelenggara Infrastruktur Mikrosel Indonesia (APIMI) menyatakan pelaku usaha sektor itu memberikan kontribusi dan kompensasi untuk mengakselerasi pengembangan jaringan 4G LTE kepada pemerintah daerah (Pemda) sampai saat ini.

Ketua Umum APIMI Peter Djatmiko mengemukakan sampai saat ini seluruh anggota APIMI memiliki izin dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan seluruh Pemerintah Daerah (Pemda), termasuk Pemda DKI Jakarta. Menurutnya, jika ada penyelenggara jasa tiang mikrosel yang tidak memiliki PKS, maka pemain tersebut bukan berasal dari APIMI.

“Kami mengakui, ada juga penyelengara tiang mikrosel yang tidak memiliki PKS, Dan itu terjadi dari penyelenggara yang tak tergabung APIMI,” tuturnya, Kamis (21/12).

Dia menjelaskan pengembangan jaringan 4G LTE pada kota besar dan wacana untuk mewujudkan smart city dinilai tidak akan terwujud tanpa adanya infrastruktur tiang Mikrosel.

Menurutnya, perizinan menara BTS belakangan menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta karena banyaknya menara yang berdiri tidak membayar sewa kepada Pemprov DKI, padahal lahan yang digunakan adalah milik Pemda.

"Sesuai dengan isi PKS, banyak kontribusi dan kompensasi yang telah diberikan oleh Anggota APIMI kepada pemda, yang membedakan tiang mikrosel yang dibangun oleh anggota APIMI adalah semuanya memiliki izin dari Pemda. Ada juga penyelengara tiang mikrosel yang tidak memiliki PKS,” katanya.

Menurutnya, anggota APIMI tidak hanya harus memiliki izin tetapi juga memiliki kewajiban memberikan kontribusi kepada Pemda ketika membangun tiang mikrosel dengan menyediakan GPS Busway Tracking System untuk koridor 1 dan juga penyediaan CCTV untuk kebutuhan Pemda.

“Satu penyelenggara saja seperti iForte nilai kontribusinya bisa mencapai Rp1 Miliar per bulan,” ujarnya.

Peter menjelaskan infrastruktur mikrosel ini dibutuhkan untuk mendukung perkembangan teknologi selular seperti 4G LTE yang membutuhkan kanal data sangat cepat dan tidak dapat dipenuhi oleh menara-menara makrosel.
“Mikrosel dapat mengisi wilayah layanan yang tidak terjangkau oleh menara makrosel,” tuturnya.

Menurutnya, keberadaan mikrosel bisa menjadi solusi karena dapat menambah kapasitas jaringan di daerah urban dengan pengguna ponsel pintar yang sangat padat seiring dengan terus bertambahnya pengguna ponsel di Indonesia.

Operator selular dapat mengoptimalkan penggunaan frekuensi untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah pelanggan dan kebutuhan trafik data yang semakin besar seperti di wilayah DKI Jakarta, di mana pengguna ponsel pintar jumlahnya sangat banyak dan kapasitas penggunaannya juga cukup besar.

“Layanan data tidak hanya digunakan untuk mengakses sosial media saja melainkan juga untuk kebutuhan pekerjaan. Kebutuhan kapasitas layanan data menjadi persoalan kebanyakan operator,” katanya.

Mikrosel memiliki jangkuan hingga radius 250 meter, Jakarta sendiri membutuhkan setidaknya 6000 tiang mikrosel. Sedangkan jumlah yang mampu dipenuhi oleh APIMI dikatakan Peter baru sekitar 2000 tiang.

Jumlah kebutuhan tiang mikrosel tersebut tentunya akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kepadatan pengguna layanan data. Tanpa adanya infrastruktur tiang mikrosel, upaya pemerintah untuk mewujudkan broadband plan dan pengembangan jaringan 4G di kota besar serta wacana tentang smart city yang saat ini sedang ramai dikembangkan tidak akan terwujud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Fajar Sidik
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper