Bisnis.com, JAKARTA - Pavel Durov tidak akan menjual Telegram. Durov menolak tawaran US$3 miliar—US$5 miliar dari perusahaan raksasa di Silicon Valley untuk membeli saham di Telegram.
Pendiri Telegram Pavel Durov menegaskan, Telegram bukan institusi untuk mencetak laba tetapi sebagai sebuah platform terbuka yang menyerupai yayasan (charity).
Dia mengatakan Telegram mulai akan dimonetisasi pada tahun depan. Namun, modal yang dikumpulkan hanya akan digunakan untuk mendanai rencana ekspansi.
Tidak seperti VK, media sosial ciptaan Durov yang diakuisisi oleh konglomerat Rusia yang dekat dengan pemerintahan Vladimir Putin senilai US$300 juta, Telegram tidak akan dilepas pada harga berapapun.
“Bahkan untuk US$20 miliar, Telegram tidak dijual. Itu jaminan dari saya seumur hidup,” kata Durov seperti dikutip Bloomberg, Selasa (12/12/2017).
Durov mengklaim beberapa perusahaan raksasa dari Silicon Valley, Amerika Serikat, telah mendekatinya untuk memiliki sebagian saham Telegram. Mereka menaksir valuasi Telegram pada kisaran US$3 miliar—US$5 miliar.
Telegram adalah ciptaan Durov bersama adiknya, Nikolai. Platform media sosial yang diklaim anti-retasan tersebut saat ini sudah punya 180 juta pengguna, 40 juta di antaranya berlokasi di Iran.
Durov kini menetap di Dubai, Uni Emirat Arab — berkantor di lantai 23 gedung pencakar langit Dubai Media City setelah pindah dari negara ke negara menghindari agen penegak hukum dan mata-mata yang ingin merekrutnya.
Sampai saat ini, Durov merahasiakan lokasi server Telegram. Mayoritas pekerja Telegram, yang diklaim kini berstatus jutawan seperti dirinya, juga dirahasiakan.
Durov juga aktif berinvestasi di Bitcoin, mengantongi 2.000 keping cryptocurrency tersebut. Dia membeli Bitcoin di harga per keping US$750 sekitar 4 tahun lalu.
Kini nilai simpanan Bitcoinya telah melonjak dari US$1,5 juta menjadi US$35 juta. Bitcoin juga punya simpanan cukup besar untuk memiliki status warga negara di St. Kitts dan Nevis di Karibia.
Durov mengaku optimistis atas masa depan Bitcoin yang disebutnya sebagai emas digital. “Saat ini, hampir seluruh komunitas blockchain dan cryptocurrency berpindah ke Telegram.”