Bisnis.com, SOLO--Kebutuhan tenaga kerja di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sangat tinggi, atau 22,5% dari seluruh sektor industri. Pemerintah menyiapkan sejumlah program untuk mengisinya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan berdasar proyeksi pertumbuhan I TPT ke depan, penyerapan tenaga kerja industri di sektor TPT diperkirakan mencapai 135.000 orang per tahun atau 22,5% dari total kebutuhan tenaga kerja sektor industri sebesar 600.000 orang per tahun.
Kebutuhan tenaga kerja tersebut, katanya, tersebar di beberapa provinsi sesuai dengan sebaran industri TPT, terutama di wilayah Provinsi Jawa Barat (39,39%), Jawa Tengah (23,46%), DKI Jakarta (13,5%), dan Jawa Timur (12.9%).
"Akademi Komunitas Industri TPT Solo ini merupakan pilot project pengembangan pendidikan vokasi yang mengadopsi konsep pendidikan dual system dari Jerman, yaitu pendidikan yang berorientasi pada penguasaan kemampuan kerja dengan mengintegrasikan pendidikan di kampus dan di industri sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar siap kerja di dunia industri," kata menteri di sambutannya pada wisuda Angkatan I Program D2 Akademi Komunitas Industri YPT Surakarta yang dibacakan oleh Sekjen Kemenperin Haris Munandar Senin, (20/11/2017).
Program Penyiapan tenaga kerja industri TPT, katanya, dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan vokasional serta sertifikasi kompetensi, khususnya pada wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan dan penyebaran industri TPT. Dalam beberapa tahun terakhir, katanya, industri TPT tumbuh dan berkembang di wilayah provinsi Jawa Tengah, baik investasi baru, perluasan pabrik maupun relokasi.
Untuk itu Kementerian Perindustrian mendirikan Akademi Komunitas Industri TPT di Solo yang bertujuan untuk memasok kebutuhan tenaga kerja jenjang Diploma II untuk wilayah Solo dan sekitarnya. Kementerian Perindustrian, katanya, meluncurkan program vokasi industri untuk membangun link and match antara Industri dengan SMK, dengan target 500 perusahaan industri yang akan membina 1.995 SMK.
Melalui program ini setiap perusahaan industri diminta untuk membina sekurang-kurangnya lima SMK sehingga diharapkan pada tahun 2019 nanti akan dihasilkan 845.000 lulusan SMK yang kompeten dan tersertifikasi sesuai dengan kebutuhan industri
"Kami telah melakukan Launching Program Vokasi Industri di Wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Wilayah Sumatra bagian Utara yang melibatkan 415 perusahaan industri, 1.245 SMK dengan jumlah perjanjian kerjasama mencapai 1.277 perjanjian," katanya.