Identifikasi Nasabah Menyulitkan Bank Memberikan Layanan Digital

Agne Yasa
Senin, 12 Juni 2017 | 17:13 WIB
Internet Banking. /informasikomputer.com
Internet Banking. /informasikomputer.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penelitian terbaru Kaspersky Lab dan B2B International menyebutkan  24% dari bank di seluruh dunia mengalami kesulitan mengidentifikasi nasabah saat memberikan layanan perbankan digital dan online

Penelitian berjudul Financial Institutions Security Risks ini dilakukan terhadap lebih dari 800 perwakilan dari institusi keuangan di seluruh dunia. 

Selain itu, penelitian ini mengungkapkan 59% bank global memiliki sistem antisipasi kerugian finansial dalam 3 tahun ke depan, yang potensinya semakin tinggi akibat peningkatan aktivitas penipuan.

Kaspersky Lab mengingatkan bahwa verifikasi identitas nasabah harus menjadi perhatian utama dalam strategi keamanan siber dari lembaga keuangan.

Meningkatnya penggunaan layanan perbankan online dan mobile membuat nasabah tidak hanya menjadi sasaran penipuan finansial, namun juga menjadi titik masuk utama untuk serangan terhadap seluruh sistem digital perbankan.

Pada 2016, 30% perbankan mengalami insiden keamanan dan mempengaruhi layanan perbankan yang dioperasikan melalui Internet, terutama phishing terhadap nasabah. Pelaku phising kemudian bisa menggunakan identitas nasabah untuk tindakan kehatan finansial.

Industri perbankan menyadari mereka membutuhkan sebuah teknologi keamanan yang tidak merusak pengalaman perbankan nasabah. Sekitar 38% dari perusahaan perbankan yang disurvei menyatakan mereka keseimbangan antara penerapan teknik pencegahan dan kenyamanan pelanggan menjadi salah satu masalah utama yang mereka hadapi dalam mendirikan sistem keamanan digital.

Head of Fraud Prevention di Lab Kaspersky Alexander Ermakovich mengatakan ketika mempertimbangkan berbagai pendekatan dalam mengamankan saluran digital dan mobile, perbankan berusaha menghindari terlalu banyak memberikan batasan bagi nasabah.

"Layanan perbankan online harus mempertahankan tujuan utamanya, yaitu sebagai sebuah cara mudah untuk melakukan transaksi keuangan dalam hitungan detik. Itulah sebabnya kami sedang mengerjakan sebuah teknologi yang membantu untuk melindungi baik perbankan dan nasabah mereka tanpa menambah rutinitas keamanan ekstra dalam pengalaman perbankan nasabah," ujar Ermakovich, melalui siaran pers kepada Bisnis, Senin (12/6/2017). 

Selain autentikasi dua faktor dan prosedur keamanan lainnya yang digunakan oleh perbankan, Kaspersky Lab juga merekomendasikan penerapan solusi khusus yang dapat membantu mengidentifikasi apakah seseorang memiliki kewenangan, tanpa memerlukan tindakan tambahan dari pengguna.

Platform Kaspersky Fraud Prevention mengumpulkan dan menganalisis perilaku pengguna, perangkat, lingkungan, dan informasi mengenai sesi sebagai Big Data pada cloud.

Risk Based Authentication (RBA) menilai risiko yang mungkin sebelum pengguna login, sementara Continuous Session Anomaly Detection mengidentifikasi pengambilalihan akun, money laundering, alat otomatis atau proses yang mencurigakan selama sesi berlangsung.

Hasilnya, platform ini mampu memberikan perlindungan yang menyeluruh, tidak hanya pada tahap login, tapi juga selama sesi tersebut berlangsung, sementara nasabah tidak lagi memiliki tahap otorisasi tambahan untuk mereka lewati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper