Bisnis.com, JAKARTA - Pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi serta pengembangan infrastruktur guna mendukung ekonomi digital menjadi sorotan utama dalam Rapat Persiapan Regional untuk Konferensi Pembangunan Telekomunikasi Dunia 2017 yang berlangsung di Bali pada 21 – 23 Maret lalu.
Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan regional preparatory meeting (RPM) untuk Konferensi Pembangunan Telekomunikasi Dunia atau World Telecommunication Development Conference 2017 (WTDC 2017) yang digelar International Telecommunication Union (ITU) untuk wilayah Asia dan Pasifik.
RPM menghasilkan lima draf inisiatif itu antara lain: Pertama, terkait kebutuhan khusus dari negara berkembang, negara pulau kecil yang sedang berkembang termasuk negara kepulauan Pasifik dan negara daratan.
Kedua, pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) dalam mendukung ekonomi digital termasuk masyarakat digital yang inklusif. Ketiga, membantu perkembangan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas digital. Keempat, pemberdayaan kebijakan dan lingkungan regulasi.
“Terakhir, kontribusi terhadap lingkungan yang aman dan tangguh,” demikian dikutip dalam keterangan tertulis pada laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat(24/3/2017)
Sidang RPM tersebut membahas implementasi Dubai Action Plan yang disesuaikan dengan WTDC 2014, serta mengidentifikasi prioritas dan strategi pengembangan TIK di wilayah Asia dan Pasifik. Hasil RPM akan menjadi masukan penting dalam Sidang WTDC 2017 yang akan diselenggarakan di Buenos Aires, Argentina pada 9 - 20 Oktober 2017.
Dalam pembukaan, Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri dan Duta Besar sekaligus Wakil Tetap RI-Designate untuk Jenewa, Hasan Kleib mengatakan, tujuan akhir pertemuan itu untuk meningkatkan kapasitas negara berkembang dalam menjembatani kesenjangan digital, serta menggunakan TIK sebagai solusi sekaligus alat untuk meningkatkan pengembangan sumber daya manusia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Biro Telekomunikasi dan Pengembangan (BDT) ITU Brahima Sanou menambahkan, RPM membantu mengidentifikasi isu-isu tingkat regional dengan mempertimbangkan kebutuhan negara-negara anggota dan anggota dari kalangan sektor di wilayah Asia dan Pasifik.
Menurut Sanou, inisiatif regional itu akan menjadi penggerak untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan di wilayah Asia dan Pasifik.
“Saya menantikan WTDC 2017, dimana kita akan mendefinisikan langkah ke depan dengan cara baru dan inovatif untuk memenuhi dan mempercepat pencapaian Suistainable Development Goals,” ujar Sanou.
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Farida Dwi Cahyarini menambahkan, Indonesia berkomitmen penuh dalam mendukung tercapainya tujuan ITU terkait pengembangan akses konektivitas, kesenjangan digital, dan inisiatif regional.