Perkembangan E-Commerce Indonesia Mirip China

Sholahuddin Al Ayyubi
Selasa, 21 Maret 2017 | 16:06 WIB
Belanja online/Ilustrasi
Belanja online/Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaku e-commerce Lazada menyatakan perkembangan e-commerce Indonesia dewasa ini dinilai mirip dengan China karena pergeseran paradigma masyarakat yang ditimbulkan oleh tren belanja online yang terus mengalami pertumbuhan.

Florian Holm, Co-CEO Lazada Indonesia mengemukakan pertumbuhan e-commerce kini telah mewakili lebih dari 10% penjualan ritel‎ di China serupa dengan yang terjadi di Indonesia saat ini. Menurutnya, kemiripan antara tren pasar Tiongkok dan Indonesia menginspirasi Lazada untuk mengembangkan strategi yang serupa yaitu teori ‘time capsule namun dengan pendekatan lokal.

"Lazada dikenal secara luas sebagai situs belanja online nomor satu dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Dengan kurang lebih 55.000 seller aktif di seluruh Asia Tenggara melalui Lazada, kami dapat memberikan kesempatan bagi para seller kami untuk menjadi sukses dan mengembangkan bisnisnya," tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (21/3/2017).

Berdasarkan data perusahaan riset global McKinsey Indonesia merupakan salah satu pasar e-commerce yang bertumbuh paling pesat di dunia. Pada 2025, setidaknya Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan bertambah sekitar Rp2.000 triliun dari sektor ekonomi digital.

Seperti diketahui, perusahaan e-commerce besar dewasa ini tengah memperhatikan pasar e-commerce yang lebih besar seperti China dan India sebagai blueprint untuk membuat pasar Indonesia bertumbuh lebih cepat. Cara ini dikenal oleh investor dan stakeholder sebagai teori time capsule‎.

Kini, e-commerce mewakili lebih dari 10 persen keseluruhan ritel di China. Indonesia sendiri hanya dalam beberapa tahun telah menunjukkan situasi pasar yang serupa dengan adanya pergeseran paradigma yang ditimbulkan oleh tren e-shopping.

Sejumlah ahli juga memprediksi online shopping akan menyumbangkan sekitar 7%-8% pasar ritel lokal pada tahun 2020, naik dari angka sekitar 1%  saat ini, dengan Lazada sebagai salah satu pemain terbesar industrinya.

Holm mengatakan Lazada juga akan mendukung seller agar dapat belajar lebih banyak lagi dari kesuksesan seller yang lain sejalan dengan pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

"‎Kami memastikan bahwa seluruh rangkaian kunjungan mendukung seller kami untuk mendapatkan informasi dan belajar dari kesuksesan seller lain dan juga mendapat masukan untuk membantu mereka mengembangkan bisnis mereka di masa depan," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper