Alibaba Berencana Bangun Pusat Distribusi Regional di Malaysia

Agne Yasa
Minggu, 19 Maret 2017 | 18:00 WIB
Alibaba.com/Reuters
Alibaba.com/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Alibaba Group Holding Limited, e-commerce raksasa asal China berencana meluncurkan pusat distribusi regional Alibaba di Malaysia, seperti dikutip dari Reuters pada Minggu (19/3/2017). Satu sumber menyebutkan hal ini untuk memenuhi bisnis yang berkembang pesat di kawasan tersebut.

Hub akan ditempatkan dalam KLIA Aeropolis, pembangunan akan dipimpin oleh operator bandara Malaysia Airports Holdings Bhd (MAHB) yang diharapkan dapat menghasilkan nilai investasi domestik dan asing lebih dari US$1,58 miliar.

Pendiri Alibaba Jack Ma dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak diharapkan akan mengumumkan rencana pada sebuah acara di Kuala Lumpur pekan depan.

"Fasilitas Kuala Lumpur International Airport (KLIA) telah ada untuk Alibaba Group yang digunakan pilot layanan distribusi mereka di sini, dan jika Alibaba memutuskan untuk berkembang di masa depan, ada pilihan untuk membangun lebih dari yang lain, yang belum dikembangkan, di KLIA Aeropolis," kata salah satu sumber seperti dikutip dalam Reuters.

Hingga saat ini, baik Alibaba dan kantor perdana menteri Malaysia belum merespon permintaan komentar. Adapun Perdana Menteri Najib ditunjuk Ma sebagai penasihat ekonomi digital pemerintahnya selama perjalanan resmi ke China pada bulan November lalu.

Media Malaysia melaporkan bahwa Ma, akan membantu mengarahkan pengembangan e-ekonomi Malaysia dengan pelaksanaan pembayaran online dan perbankan.

"Banyak orang melihat Malaysia sebagai hub muncul setelah Singapura. Malaysia mungkin tidak dapat mengambil semua bisnis Singapura tetapi itu adalah pilihan yang baik untuk logistik," kata salah satu sumber.

Perusahaan Alibaba menginvestasikan US$1 miliar per tahun lalu untuk mengontrol platform e-commerce Lazada yang berbasis di Singapura, platform belanja online terbesar di Asia Tenggara. Hal ini juga meningkatkan kepemilikan sahamnya di Singapore Post untuk 14,4% dari 10,2% yang diperoleh pada tahun 2014 dan juga pembelian saham 20% di Thailand untuk layanan e-payment, Ascend Money.

Hubungan antara Malaysia dan Beijing telah berkembang dalam beberapa bulan terakhir dengan lonjakan investasi dari China. China sepakat untuk membeli aset dari dana negara bermasalah 1MDB sebesar US$2,3 miliar pada Desember 2015.

Perdana Menteri Najib kembali dari kunjungan Beijing November dengan 14 perjanjian sebesar US$34,4 miliar, termasuk kesepakatan untuk membeli empat kapal angkatan laut China dan kolaborasi untuk membangun proyek-proyek kereta api di Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper