Dorong Inovasi Fintech, Ini Mimpi Jokowi untuk Sektor UMKM

Irene Agustine
Selasa, 30 Agustus 2016 | 12:57 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Darmansyah Hadad (kiri) mendengarkan penjelasan petugas bank tentang kecanggihan jasa perbankan di salah stand pada pembukaan Indonesia Fintech Festival di Indonesia Convention Exhibition, Serpong, Tangerang, Banten, Senin (29/8)./Antara
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Darmansyah Hadad (kiri) mendengarkan penjelasan petugas bank tentang kecanggihan jasa perbankan di salah stand pada pembukaan Indonesia Fintech Festival di Indonesia Convention Exhibition, Serpong, Tangerang, Banten, Senin (29/8)./Antara
Bagikan

Bisnis.com, SERPONG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan industri financial technology  (Fintech) dapat mengakomodir usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), seperti bagi nelayan dan petani untuk menjaring pasarnya lewat aplikasi.

Dengan kemajuan teknologi dan tingginya penetrasi internet di Indonesia, Presiden Jokowi membayangkan hadirnya aplikasi yang dapat mendekatkan produsen dengan konsumen tanpa melalui mata rantai yang panjang.

“Sehingga harga di produsen, di tingkat petani, nelayan menjadi semakin baik kalau bisa didekatkan dengan aplikasi teknologi yang cepat. Ini akan sangat membantu,” katanya saat memberikan keynote speech dalam Indonesia Fintech Festival & Conference, Selasa (30/8/2016).

 Lebih lanjut, Kepala Negara mengharapkan para startup muda mampu mengembangkan perusahaan yang nantinya bisa membentuk korporasi nelayan atau korporasi petani sehingga memiliki skala ekonomi dan terjaminnya akses permodalan bagi UMKM tersebut.

“Bayangkan, bila ada hubungan antara petani dan pasarnya. Kalau ini bisa dilakukan dengan model yang bisa diterima, saya meyakini bahwa petani kita, nelayan kita akan bisa sejahtera,” jelasnya.

Presiden terus mengajak pelaku fintech untuk berinovasi, menghasilkan terobosan lewat sejumlah aplikasi yang dapat meningkatkan inklusi keuangan.

Saat ini, tingkat literasi keuangan masyarakat di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga. Indonesia baru mencatatkan tingkat literasi keuangan sebesar 21%, padahal Singapura telah mencapai 96%, Malaysia 81% dan Thailand 76%.

 “Saya berharap konferensi ini dapat melahirkan terobosan dalam penggunaan teknolgi digital dan inklusi keuangan,” jelasnya.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Irene Agustine
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper