Bisnis.com, JAKARTA - Twitter Inc menutup 360.000 akun yang melakukan publikasi atau promosi terorisme sejak pertengahan 2015.
Seperti dikutip dari laman Twitter, perusahaan tersebut pada awalnya memblokir 125.000 akun sejak Februari 2015, karena menyebarkan ancaman atau pesan berbau terorisme.
Selain itu, sejak Februari 2016 Twitter kembali menghapus 235.000 akun yang melanggar kebijakan terkait penyebaran pesan berbau terorisme.
“Dengan demikian jumlah total akun yang kami tutup berjumlah 360.000 sejak pertengahan 2015,” sebut perusahaan tersebut seperti dikutip dari lama resminya, Jumat (19/8/2016).
Twitter mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan platform sosial lainnya, berbagi informasi dan praktik terbaik dalam mengidentifikasi konten berbau terorisme.
Perusahaan tersebut juga akan terus berinvestasi dalam teknologi dan sumber daya lain pada masa yang akan datang. Twitter melakukan pembaharuan informasi tentang hal ini secara reguler yang merupakan bagian dari Laporan Transparansi yang akan dimulai pada 2017 nanti.
Selain menghapus atau suspensi akun berbau terorisme, Tim Kebijakan Publik Global Twitter juga memperluas kerja sama dengan sejumlah organisasi yang bekerja untuk melawan kekerasan ekstremisme secara online dari berbagai negara. Di Indonesia Twitter bekerja sama dengan Wahid Foundation.
Untuk keterangan lebih lanjut bisa ditemukan di http://bit.ly/2bqjH1M.