Bisnis.com, JAKARTA—Tata regulasi yang ada selalu tertinggal jauh dari inovasi teknologi. Namun hal tersebut bukanlah ganjalan untuk mengembangkan bisnis rintisan (startup).
Shelby Clark, Co-Founder sekaligus CEO Peers dan Pendiri Turo menceritakan awal mula mendirikan perusahaan penyewaan mobil karena kondisi layanan transportasi yang buruk. Bahkan kondisi yang buruk ini dilegitimasi oleh regulasi yang ada.
Dia mencontohkan pemesanan taksi yang membutuhkan waktu lama. Perusahaan taksi juga tidak pernah mengabarkan saat tidak bisa mengirimkan taksi. Untuk menjawab persoalan tersebut, dia membangun Turo yang memberikan memudahkan masyarakat menyewa mobil. Turo menjadi perusahaan jasa penyewaan mobil yang pertama dan terbesar di Amerika Serikat.
Pada awal pendirian perusahaan, dia mengaku menemui sejumlah hambatan termasuk regulasi. Namun, dia meyakinkan regulasi akan mengikuti perkembangan inovasi bisnis.
Bisnis berbasis teknologi akan mengubah perilaku masyarakat. Setelah berubah, hampir tidak mungkin untuk mengembalikan kondisi masyarakat seperti sebelum ada inovasi teknologi.
“Oleh karena itu, regulasi akan mengikuti,” katanya dalam forum CEO Panel: Disruptive Technology and the Rise of New Industries dalam rangkaian acara World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta, Rabu (3/8).
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Zookal dan Direktur Flirtey, dua startup dari Australia, Ahmed Haidar menambahkan regulasi selalu 10 langkah di belakang inovasi. Dia memiliki pegangan dalam menjalankan bisnis; selama regulasi tidak melarang maka inovasi bisnis apapun bisa dijalankan.
Flirtey merupakan perusahaan jasa pengiriman menggunakan pesawat tanpa awak (drone). Perusahaan yang dimilikinya sedikit menggebrak karena biasanya drone identik dengan militer. Namun dia tetap berjalan dengan bisnis tersebut karena regulasi di Australia tidak yang melarang jasa pengiriman menggunakan drone.
Flirtey dibangun untuk memberikan solusi pengiriman barang dalam tempo cepat. Dia sengaja menggunakan nama Flirtey yang lucu agar tidak terkesan seperti militer dan mudah diingat masyarakat.
Selain itu, Ahmed juga memiliki Zookal, startupuntuk menyewakan buku baik buku fisik maupun buku digital. Dia mendirikan bisnis ini saat masih duduk di bangku kuliah. Kemudian dia keluar dari kampus karena muak dengan sistem pendidikan formal yang ada. Melalui bisnis penyewaan ini, dia ingin membuka akses ilmu pengetahuan bagi semua orang.
PERUSAHAAN BESAR
Ilham A. Habibie, Presiden Direktur PT Ithabu Rekatama, menuturkan tidak mudah bagi perusahaan besar untuk melakukan inovasi. Jika melakukan inovasi, perusahaan besar harus mengubah seluruh system yang ada sehingga berbiaya mahal.
Selain itu, perusahaan besar sudah memiliki cara menjalankan bisnis yang sudah melekat sehingga sulit diubah. Kendati begitu, dia mengungkapkan, perusahaan besar masih bisa melakukan inovasi melalui kerja sama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ahmed menambahkan pekerja lama harus dilatih ulang agar menyesuaikan dengan inovasi bisnis yang dilakukan perusahaan. Menurut dia, inovasi tidak akan menghancurkan perusahaan besar, justru akan mendatangkan laba yang lebih tinggi.