BISNIS E-COMMERCE: Ketika Konglomerat RI Belajar dari Pemilik Alibaba.com Jack Ma

Sukirno
Selasa, 16 Februari 2016 | 06:49 WIB
Karyawan mamantau pergerakan harga saham melalui smartphone di Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. /Bisnis.com
Karyawan mamantau pergerakan harga saham melalui smartphone di Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. /Bisnis.com
Bagikan

4Emiten Juga Tergiur Bisnis e-Commerce

Bila ditelisik lebih jauh, Tidak hanya para konglomerat, sejumlah emiten juga tertarik untuk berbisnis e-commerce. Sebut saja PT Matahari Departement Store Tbk.  (MPPA) yang memiliki mataharimall.com, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) yang memiliki zalora dan lazada, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang memiliki bukalapak.com. dan bobobobo.com.

Begitu pula dengan provider telepon selular seperti PT Indosat Tbk. (ISAT) yang memiliki cipika.co.id, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang memiliki blanja.com, dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang memiliki elevenia.com.

Dian Siswarini, Direktur Utama PT XL Axiata Tbk., mengatakan karena potensi pasar e-commerce sangat besar, perseroan berencana menggarap bisnis itu semaksimal mungkin. Sejak Elevenia berdiri pada 19 Maret 2014, rupanya pertumbuhannya menggembirakan.

"Melihat dua tahun Elevenia berdiri, pertumbuhannya lebih tinggi dari perkiraan kami. Jadi, kami lihat e-commerce itu the next game," katanya belum lama ini.

Menurut Dian, persoran mengedepankan terobosan, terbukti dari masuknya perseroan di bisnis e-commerce.  Terakhir, emiten berkode saham EXCL tersebut menyuntikkan modal bagi Elevenia sebesar US$50 juta dengan investasi sejak awal mencapai US$110 juta.

Bagaimana tidak tergiur, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat pasar e-commerce di Indonesia masing-masing pada 2013 senilai US$8 miliar, 2014 senilai US$12 miliar. Sedangkan, target pada 2015, dan 2016, masing-masing US$18 miliar, dan US$25 miliar.

Bahkan, pemerintah menargetkan transaksi perdagangan elektronik di bisnis e-commerce sebesar US$130 miliar pada 2020. Teranyar, pemerintah memperbesar porsi investasi asing di bisnis e-commerce dari 65% menjadi 67%.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Sukirno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper