Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan jejaring sosial Twitter menyampaikan peringatan kepada seluruh penggunanya bahwa sejumlah akun kemungkinan telah dibajak oleh "para pelaku yang disponsori negara".
Peringatan tersebut merupakan yang pertama dikeluarkan Twitter. Namun belum diketahui berapa jumlah akun yang telah diretas.
Twitter mengirimkan surat elektronik kepada seluruh pengguna dan mengatakan bahwa para peretas baru-baru ini sudah mulai mengumpulkan sejumlah informasi pribadi seperti isi surat elektronik, alamat IP, atau nomor telepon.
Coldhak, sebuah organisasi nirlaba asal Kanada, mengatakan telah menerima peringatan dari Twitter.
"Kami percaya bahwa para pelaku ini (kemungkinan terkait dengan pemerintah) mungkin telah berusaha mendapatkan informasi seperti alamat email, alamat IP, dan / atau nomor telepon," demikian pernyataan perushaan itu lewat surat elektronik sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Senin (14/12/2015).
Twitter mengaku memiliki bukti bahwa mereka memperoleh informasi tentang akun pengguna jejaring sosial itu. Akan tetapi, secara aktif pihaknya terus menyelidiki permasalahan tersebut.
“Kami berharap kami memiliki lebih banyak lagi informasi yang bisa kami bagi. Namun sekarang ini, kami tidak memiliki informasi tambahan yang bisa diberikan," menurut pernyataan perusahaan itu.