Bisnis.com, TANGERANG—Pemerintah menargetkan pembangunan seratus science techno park (STP) sampai penghujung 2019.
Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti Muhammad Dimyati mengatakan STP dibentuk untuk mengharmonisasikan hubungan akademisi dan industri. Selama ini keduanya seperti jalan berbeda arah sehingga penerapan hasil riset perguruan tinggi oleh dunia usaha minim.
“STP ini wadah untuk mempertemukan peneliti, pengusaha, dan pemerintah daerah,” ucapnya di sela-sela International Conference on Innovation, Entrepreneurship, and Technology (ICONIET) 2015, di Tangerang, Rabu (25/11/2015).
Melalui STP diharapkan antarpihak dapat saling memahami kebutuhan dan tujuan masing-masing. Ketika peneliti tahu apa yang hendak disasar industriawan, apa yang hendak dihasilkan, dan SDM seperti apa yang dibutuhkan, mereka jadi bisa menyingkronkan diri.
Bukan hanya menyesuaikan diri dalam hal topic penelitian yang diambil tetapi juga mempersiapkan tenaga terampil mereka agar memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan dunia usaha. “Setelah saling tahu, lalu minta ke pemerintah daerah dukungan infrastruktur dan laboratorium,” ujar Dimyati.
STP dibutuhkan mengingat hubungan pelaku industri dengan akademisi alias peneliti dalam penemuan inovasi di dunia usaha belum sinergis. Ini tampak dari inovasi yang dipakai pelaku usaha 58% dari luar negeri.
Oleh karena itu jangan heran jika hasil riset di berbagai pusat penelitian maupun perguruan tinggi hanya menumpuk jadi makalah. Tidak banyak dari hasil riset itu terimplementasi menjadi inovasi yang diaplikasikan secara nyata oleh industri. []