BTS Masuk, Penghasilan Warga Atambua Meningkat

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Selasa, 27 Oktober 2015 | 21:42 WIB
Bagikan
Bisnis.com, ATAMBUA - Pembangunan daerah dan pendapatan Masyarakat Desa Silawan, Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami peningkatan setelah masuknya Base Transceiver Station (BTS) di daerahnya.
 
Sekretaris Desa Silawan Yakobus Berek menyatakan, pemerintah kota juga mulai memperbaiki kondisi jalan di daerah perbatasan dengan Timor Leste ini.
 
"Target pengerjaan jalan enam bulan selesai. Saat ini sudah berjalan tiga bulan. Nanti tinggal aspal saja dan membangun saluran air," jelas Yakobus Berek di Kantor Desa Silawan, Selasa (27/10/2015).
 
Adapun pengerjaan pembangunan daerah perbatasan ini menjawab mandat Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke NTT. Pasalnya, Presiden Joko Widodo melihat pos lintas batas (PLB) di Timor Leste lebih bagus ketimbang PLB di Indonesia.
 
"PLB Timor Leste itu Gedung, lalu jalanan mereka bagus, maka dari itu ketika Pak Jokowi melihat ada yang kurang, segeralah disini dilakukan pembangunan dan pembenahan," jelas Yakobus.
 
Pembangunan lainnya juga terjadi setelah masuknya BTS Telkomsel permanen pada Juli 2015. Pasalnya, pembangunan BTS juga sangat membutuhkan kontur jalan dan infrastruktur yang memadai. Oleh sebab itu, agar terjadi sinergi, maka pendirian BTS permanen diharapkan menjadi stimulus bagi pembangunan lainnya.
 
Terkait pendapatan, Yakobus menuturkan, masyarakat Desa Silawan juga mulai mendapatkan penghasilan tambahan dari pembukaan outlet jual pulsa. Saat ini jumlah outlet total Telkomsel di Desa Silawan ada enam outlet. Jumlah tersebut belum termasuk outlet dari toko kelontong penduduk.
 
"Sejak ada BTS ini juga masyarakat mulai berjualan pulsa, menambah penghasilan mereka yang musiman sebagai petani atau nelayan," jelas Yakobus.
 
Untuk meningkatkan kinerja provider Telkomsel, Yakobus menyarankan agar pihak Telkomsel bisa meminimalisir distraksi signal dari negeri seberang, yakni dari Timor Leste.
 
Manajer Network Service Telkomsel Kupang, Kaleb Kristian Nugroho menuturkan, salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah dengan membangun BTS permanen lain agar menghalau distraksi signal dari Timor Leste.
 
"Ya mungkin signal di Timor Leste lebih kencang, jadi sekarang yang bisa kita antisipasi adalah minimal kita punya BTS permanen dulu, di Mota'Ain ini ada dua, jangan terlalu lama dengan BTS temporer," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper