LIPI Bangun Stasiun Penelitian Kelautan di Sabang

Yulianisa Sulistyoningrum
Senin, 31 Agustus 2015 | 16:39 WIB
Penanaman terumbu karang/Antara-Dewi Fajriani
Penanaman terumbu karang/Antara-Dewi Fajriani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan membangun stasiun kelautan di Kota Sabang, Pulau Weh, Nangroe Aceh Darusalam yang difokuskan untuk penelitian perairan Samudera Hindia diyakini akan memberikan dampak positif bagi perkembangan iptek kelautan di Indonesia, baik secara aspek sosial-ekonomi, politik, maupun keamanan.

“Impian pembangunan stasiun penelitian kelautan di Sabang dapat meningkatkan kemampuan para peneliti Indonesia dalam mengungkapkan fenomena laut dan potensi sumber daya yang ada di perairan barat Indonesia,” ungkap Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain dalam konfrensi pers di Gedung Widya Graha LIPI, Jakarta, Senin (31/8/2015).

Iskandar menceritakan latar belakang pemilihan Sabang sebagai lokasi pembangunan stasiun penelitian kelautan karena berdasarkan survei tim peneliti LIPI. Hasil survei pada bulan Oktober-November 2014 tersebut menyebutkan ada lima kandidat lokasi stasiun penelitian kelautan di kawasan barat.

Lokasi tersebut meliputi kawasan pesisir Sabang, Pulau We (Provinsi Nangroe Aceh Darussalam), kawasan pesisir Teluk Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Provinsi Sumatera Utara), Kabupaten Kaur (Provinsi Bengkulu), kawasan pesisir Cilacap (Propinsi Jawa Tengah), dan kawasan pesisir Pacitan (Propinsi Jawa Timur).

"Berdasarkan hasil analisa dan survei yang telah dikaji, maka tim peneliti LIPI memutuskan Sabang menjadi prioritas pertama untuk dibangun Stasiun Penelitian kelautan LIPI," ujarnya.

Menurutnya, Pemilihan Kota Sabang sebagai pusat penelitian kelautan di wilayah barat Indonesia dilihat dari berbagai aspek termasuk aspek politik luar negeri dan dalam negeri.

"Menjelang MEA ini, tugas kita adalah memperkuat daerah terluar Indonesia untuk mempertahankan NKRI. keberadaan pusat peneltian disana menunjukkan bahwa pemerintah pusat juga peduli sama lingkungan dan potensi yang ada di daerah terluar juga," paparnya.

Walikota Sabang, Zulkifli H. Adam menyambut baik pembentukan stasiun penelitian kelautan di Sabang. Menurutnya, Sabang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar yang harus dikembangkan melalui penelitian. Selain itu, kata dia, kondisi geografis Pulau Weh yang merupakan kota paling ujung barat Indonesia ini.

"Kondisi geografis Sabang yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan enam negara, yaitu Malaysia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, Srilangka, dan India. Serta sering dilalui kapal-kapal internasional yang menuju Asia-Eropa. Untuk itu sangat tepat pembentukan pusat penilitian di Sabang," Ujar Zulkifli.

Pembangunan stasiun penelitian ini akan dimulai tahun 2016 hingga 2019, dengan memakan anggaran Rp16-17 miliar untuk pembangunan awal dan Rp3-4 miliar untuk dana riset.

Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah mengatakan saat ini pembentukan stasiun penelitian LIPI masih dalam tahap sosialisasi serta dalam proses administrasi hibah lahan dari Pemda Kota Sabang ke LIPI.

Nantinya, LIPI akan membentuk dua stasiun penelitian kelautan yang difokuskan konservasi pada samudera Hindia dan di Laut China Selatan.

"Stasiun penelitian satu lagi akan dibentuk di Kepulauan Riau, Kalimantan Barat untuk memfokuskan pada penelitian di Laut China Selatan. Karena saat ini kita masih minim data oceanografi," tutur Dirhamsyah.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper