Bisnis.com, JAKARTA--Teriknya matahari siang itu tidak menyurutkan semangat para mahasiswa Banjarmasin menyaksikan deklarasi implementasi mobile broadband 4G Long Term Evolution (LTE) melalui teleconference bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan operator secara serentak di kota yang berbeda.
Deklarasi tersebut memberikan lampu hijau bagi para operator untuk melaksanakan layanan 4G di frekuensi 1.800 Mhz. Selain itu, pemerintah pun membebaskan para operator untuk memilih lokasi kota untuk melakukan peresmian tahap kedua.
PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) memilih Makassar sebagai lokasi deklarasi dengan alasan di kota tersebut pasar Telkomsel cukup besar. Alasan serupa membuat PT XL Axiata Tbk (XL) memilih Lombok dengan total market share XL yang mencapai 80% di sana. Sedangkan PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) memilih Batam sebagai kota deklarasi.
Lain dengan PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) yang memilih Pulau Kalimantan sebagai lokasi deklarasi. Indosat melakukan deklarasi di Balikpapan, sedangkan Tri melakukan deklarasi di Banjarmasin.
Setelah menyapa para operator melalui teleconference Rudiantara kemudian menyampaikan bahwa deklarasi memang sengaja dilakukan di luar Pulau Jawa dengan satu alasan yakni agar pembangunan infrastruktur tidak terpusat di satu lokasi saja.
Hal ini sejalan dengan target pemerintahan Jokowi untuk membangun daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T).
Rudiantara yang berada di Jakarta pun tak lupa menyapa para mahasiswa di Banjarmasin yang dilangsung ditanggapi dengan tepuk tangan dan sorak meriah.
Rudiantara mengemukakan bahwa para mahasiswa diharapkan dapat terinspirasi dan terdorong untuk melakukan pemanfaatan layanan 4G LTE seperti membuat start-up dan aplikasi.
Direktur Intercarrier, Government and Regulator Relation Tri Chandra Hawan Aden mengemukakan pengguna layanan data Tri di Banjarmasin termasuk lima besar di Indonesia.
“Saat ini Banjarmasin masuk ke dalam lima besar pengguna data di Indonesia,” ujarnya.
Besarnya penggunaan data ini salah satunya disumbang oleh para mahasiswa yang memanfaatkan layanan untuk mengerjakan tugas, berselancar di media sosial hingga memainkan game online.
Namun, sayangnya mahasiswa harus menunggu untuk ketersediaan layanan 4G LTE di Banjarmasin. Pasalnya, layanan 4G LTE Tri belum komersil.
Layanan 4G yang dimulai di Banjarmasin ini masih menjadi bagian dari Uji Laik Operasi (ULO).
Chandra mengungkapkan layanan tersebut akan komersil akhir tahun ini setelah proses atur ulang frekuensi 1.800 Mhz rampung.
Mahasiswa Banjarmasin kembali harus sabar karena operator anak usaha Hutchison Whampoa ternyata belum bisa mengumumkan kota mana yang akan mendapatkan kesempatan pertama menikmati layanan 4G LTE.
“Kami masih belum menentukan kota mana yang akan dipilih, kami masih akan menformulasikan semuanya terlebih dahulu, namun jaringan 4G LTE kami telah siap,” paparnya.
Pasalnya, penentuan lokasi akan disesuaikan dengan jumlah potensi pengguna layanan dan kesiapan ekosistem.
Head of Brand Communication Tri Andi Djoenardi Djoewarsa mengemukakan pihaknya telah mengantongi data terkait penetrasi internet dan handset 4G.
Nantinya, data tersebut akan diformulasikan bersama data pendukung lainnya untuk memilih kota mana yang akan memiliki pengalaman pertama layanan data 4G LTE Tri.
“Kami pun masih mencari formula yang tepat untuk membanderol tarif 4G LTE agar tetap terjangkau namun kualitas tetap baik,” ujar Andi.
Sementara itu, hasil uji coba jaringan 4G LTE Tri menggunakan panjang 5MHz di frekuensi 1.800 Mhz menghasilkan kecepatan internet download hingga 35Mbps.
GM Customer Experience Management H3I Raden Tofan Saifudin Akbar mengungkapkan jika mereka menggunakan keseluruhan frekuensi 1.800Mhz sepanjang 10 Mhz maka dapat menghasilkan kecepatan hingga 72 Mbps.
Namun, berapa pun kecepatan internet yang mereka tawarkan belumlah lengkap jika pelanggan masih harus menunggu untuk menikmati langsung experience 4G LTE.