WEF: Pembangunan Infrastruktur Harus Bermanfaat Bagi Ekonomi Rakyat

Atiqa Hanum
Minggu, 26 April 2015 | 15:50 WIB
Jalan tol. Sebagai salah satu leading nation pada forum negara-negara Asia-Afrika, Warsito menerangkan Indonesia harus menjadi contoh dalam pembangunan yang mementingkan kesejahteraan masyarakat. /Bisnis.com
Jalan tol. Sebagai salah satu leading nation pada forum negara-negara Asia-Afrika, Warsito menerangkan Indonesia harus menjadi contoh dalam pembangunan yang mementingkan kesejahteraan masyarakat. /Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—World Economic Forum, dalam laporannya menjelaskan Indonesia mengalami peningkatan pada peringkat Indeks Daya Saing Global tahun 2014-2015 yang berhasil naik empat tingkat menjadi urutan ke-34 dari 144 negara, di bawah Malaysia (ke-20) dan Thailand (ke-33).

World Economic Forum (WEF) mengungkapkan peran pembangunan infrastruktur cukup besar mendongkrak peringkat indeks daya saing Indonesia.

Warsito P. Taruno, Ketua Umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI), mengatakan Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi cepat pada dasa warsa ke depan menuju visi Indonesia 2025 dengan adanya percepatan pembangunan infrastruktur di segala bidang yang saat ini gencar dilakukan pemerintah melanjutkan program MP3EI yang dicanangkan oleh pemerintah sebelumnya.

"Apakah sebagian besar rakyat Indonesia akan dapat mengambil bagian dan manfaat dari proses ekonomi dan pembangunan? Atau pembangunan infrastruktur yang masif hanya akan menguntungkan pemilik modal?" ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Minggu (26/4/2015).

Sebagai salah satu leading nation pada forum negara-negara Asia-Afrika, Warsito menerangkan Indonesia harus menjadi contoh dalam pembangunan yang mementingkan kesejahteraan masyarakat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menetapkan rencana pembangunan empat infrastruktur prioritas utama yaitu infrastruktur energi, perhubungan, kedaulatan pangan, dan pariwisata untuk menggeliatkan perekonomian dalam negeri namun Indonesia dihadapkan pada permasalahan.

Menanggapi hal tersebut, Warsito mengungkapkan pemerintah harus bisa menjamin sebagian besar rakyat Indonesia dapat berpartisipasi dalam rantai ekonomi nasional maupun global.

Oleh karena itu, proses pemberdayaan masyarakat dan bangsa harus berjalan, bukan sekedar program ‘santunan' terhadap masyarakat lapis bawah melalui berbagai program subsidi.

“Untuk itu, MITI mengambil peran untuk menjadi promotor dan katalisator dalam upaya pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi untuk masyarakat lapis bawah yang disebut ‘bottom of pyramid’ serta program transfer teknologi untuk menjembatani dunia riset dan industri,” paparnya.

Dia memaparkan upaya MITI dalam melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi saat ini menjadi contoh program transfer teknologi bagi negara-negara ASEAN yang tergabung dalam program ‘Promoting Innovation and Technology’ (PIT) ASEAN, sebuah program kerjasama Sekretariat ASEAN dengan Pemerintah Jerman.

MITI sebagai representatif lembaga transfer teknologi di Indonesia telah melakukan kerjasama dengan Steinbeis Transfer Center, Jerman dalam membuat skema transfer teknologi sesuai budaya lokal Indonesia.

Steinbeis Transfer Center adalah sebuah lembaga transfer teknologi di Jerman yang telah berpengalaman selama lebih dari 30 tahun untuk membantu pengembangan dan penerapan teknologi pada usaha kecil, menengah, hingga skala besar.

George Villinger, Direktur Steinbeis Transfer Center for Economic Promotion mengharapkan MITI dapat berperan dalam mendorong pemberdayaan masyarakat Indonesia dengan aplikasi teknologi, pendidikan, dan pendampingan melalui jejaring ilmuwannya yang luas.

Belajar dari pengalaman pemerintah Negara BRIC’s (Brazil, Rusia, India, dan China) bahwa pembangunan infrastruktur belaka tanpa peningkatan kemampuan mengembangkan teknologi yang dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan akan mengalami stagnansi suatu saat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Atiqa Hanum
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper