Bisnis.com, SHENZHEN—Indonesia ternyata tidak terlalu buruk dalam implementasi ICT (information communication and technology) terutama dari sisi belanja ICT terhadap GDP (gross domestic product) dengan menduduki peringkat sembilan.
Namun, menurut Global Connectivity Index (CGI) yang dirilis Huawei hari ini (22/4) dalam acara Global Analyst Summit 2015, peringkat Indonesia untuk penggunaan ICT, konektiviti, transformasi digital, menyediakan infrastruktur ICT untuk pengembangan dan pertumbuhan serta ICT bagi perencanaan kebijakan publik yang dihubungkan dengan ekonomi digital masih tahap pemula dari 50 negara yang disurvei, atau menduduki peringkat 41 dengan nilai 34.
Menurut GCI 2015, Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan Vietnam di kawasan Asean, yang menduduki peringkat 45 atau dengan nilai 33.
Di sisi lain, Indonesia masih kalah dibandingkan Filipina (peringkat 35), Malaysia (peringkat 28), Thailand (peringkat 31).
Dari 50 negara yang disurvei GCI 2015, Amerika Serikat tetap menduduki peringkat pertama, peringkat kedua Swedia, Singapura (peringkat ketiga), Swiss (4), dan Inggris (5).
Executive Director of Board, Chief Strategy Marketing Officer Huawei William Xu mengemukakan dunia kini memasuki era baru dari revolusi, dari era masyarakat tradisional menuju masyarakat informasi. Era itu kini masuk ke era Internet yang disingkat dengan ROADS, yakni real time, on demand, all online, do it yourself dan sosial.
"Pengalaman ROADS akan membentuk arsitektur baru jaringan, model operasi, dan implementasi bisnis. Kami (Huawei) akan mengikuti tren dan siap memimpin pengembangan industri, dan membantu transformasi konsumen."