Bisnis.com, SEMARANG—Investor jasa telekomunikasi tertarik membangun dan mengembangankan jaringan baru di Jawa Tengah. Tahun ini, ada beberapa provider jasa telekomunikasi melirik Jateng karena ketersedian lahan yang cukup luas.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Jateng Sujarwanto Dwiatmoko memaparkan Jateng masih menjadi daya tarik investor baru atau pun investor yang ingin mengembangkan sayap bisnis. Saat ini, diakui Sujarwanto bahwa peminat investasi didominasi industri padat karya dan padat modal, seperti industri tekstil, garmen, makanan dan minuman dan industri kreatif.
Namun, ujarnya, investor dari jasa telekomunikasi tahun ini siap membenamkan modal senilai Rp10 triliun yakni PT XL Axiata, Tbk. sebelumnya bernama PT Exelcomindo Pratama.
Menurutnya, penyedia jasa telekomunikasi semakin agresif membangun Base Transceiver Station (BTS) baru untuk menjaring pelanggan yang terus bertambah tiap tahun. "Tentu, investasi membangun BTS butuh dana besar,” papar Sujarwanto kepada Bisnis, Jumat (3/4).
Dia mengatakan kepeminatan investor melirik Jateng karena ketersedian lahan yang memadai serta didukung upah tenaga kerja lebih murah dibandingkan daerah lain di Jawa Barat, DKI Jakarta dan sekitarnya.
Lokasi yang dipilih investor di Jateng, ujar Sujarwanto, antara lain Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Semarang, Kabupaten Purbalingga.
“Di Purbalingga ada investor Jepang dan Korea yang siap menggarap potensi lokal di sana. Bisa dari makanan dan minuman dan lainnya,” ujarnya.
Mengacu perbandingan pada besaran nilai investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA), Sujarwanto mengakui pengusaha domestik masih mendominasi. Hal ini lantaran para pengusaha lokal mayoritas ingin melebarkan sayap bisnisnya di wilayah yang lebih murah biaya upah.
Uniknya, tambah dia, ketertarikan para investor menanamkan modal di Jateng karena mendengar atau melihat keberhasilan rekan bisnisnya yang dinyatakan telah meraup keuntungan di wilayah ini. “Ada yang tertarik dengan upah murah, ada yang meniru rekan bisnisnya,” paparnya.
Pihaknya mendorong kepada investor baru atau pelaku usaha kreatif untuk memilih lokasi Soloraya sebagai tempat untuk mengembangkan bisnisnya. Dia mengakui industri kreatif akan digemari pelaku kreatif yang didominasi dari kawula muda.
Investasi untuk industri kreatif, ujar Sujarwanto, tidak pernah dibatasi nilainya. Adapun secara keseluruhan, target investasi di Jateng tahun ini dipatok senilai Rp130 triliun atau lebih besar dibandingkan target tahun sebelumnya diangka Rp119 triliun.
“Kalau bicara investasi, setiap tahun realisasi investasi di Jateng melampaui target. Tahun lalu saja, realisasinya Rp124 triliun atau naik 4% dibandingkan target diangka Rp119 triliun,” terangnya.