BISNIS M2M: Saingi Telkomsel & XL, Indosat Andalkan Ooredoo

Samdysara Saragih
Senin, 26 Januari 2015 | 17:27 WIB
Counter pelayanan Indosat. Perseroan andalkan Ooredoo garap M2M/Bisnis
Counter pelayanan Indosat. Perseroan andalkan Ooredoo garap M2M/Bisnis
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- PT Indosat Tbk akan menjadikan 2015 sebagai eranya bisnis machine to machine (M2M). Selama tahun ini, Indosat rencananya akan meluncurkan 10 solusi M2M hulu ke hilir (end to end solution).

Sepuluh solusi itu akan melengkapi tiga portofolio produk M2M yang dimiliki saat ini yakni mesin electonic data capture (EDC) dan anjungan tunai mandiri (ATM) nirkabel, serta global positioning system (GPS) tracking.

Kepala Divisi M2M Indosat Hendra Sumiarsa mengatakan ketiga belas solusi tersebut akan dipasarkan kepada pelaku industri otomotif, finansial, energi, dan keamanan. Keempatnya, lanjut dia, membutuhkan solusi M2M untuk meningkatkan layanan bisnis.

“Dengan solusi M2M mereka dapat meningkatkan produktivitas bisnis dan mengurangi cost,” ujarnya saat presentasi di depan wartawan, hari ini, Senin (26/1/2015).

Solusi M2M sendiri meliputi perangkat, konektivitas nirkabel, dan aplikasi olah data. Kepala Penjualan Korporasi Besar Indosat Feby Sallyanto mencatat saat ini ada 200.000 perangkat yang terkoneksi melalui kartu SIM Indosat—mayoritas mesin EDC—yang dipakai 40 perusahaan.

“Kami berharap dengan fokus ke empat industri baru bisa meningkatkan jumlah perangkat menjadi dua kali lipat,” ucapnya.

Sementara itu, Hendra mengatakan akan lebih gencar mendekati 4.000 korporasi besar yang selama ini menggunakan layanan selular Indosat.

Selain Indosat, dua kompetitor utamanya di bisnis selular, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT XL Axiata Tbk (XL), sudah lebih dulu tancap gas menggarap M2M. Pada akhir tahun lalu misalnya, Telkomsel meluncurkan sembilan solusi M2M sedangkan XL mengandalkan enam portofolio produk.

Lalu, apa strategi Indosat agar bisa bersaing dengan Telkomsel dan XL?

Hendra mengatakan salah satu keunggulan Indosat adalah pengalaman induk usahanya, Ooredoo, dalam bisnis connected devices di Qatar dan sejumlah negara lain.

“Ooredoo juga menjadi salah satu anggota Smart Cities Council [SCC],” katanya.

SCC merupakan wadah para pemangku kepentingan global yang bertujuan mempromosikan kota cerdas dan berkelanjutan. Dewan ini memberikan advokasi kepada para mitra bisnisnya.

Ooredoo merupakan salah satu Lead Partners SCC bersama raksasa-raksasa teknologi seperti Qualcomm, IBM, General Electrics, Cisco, dan Microsoft.

Hendra yakin Ooredoo akan membawa kesuksesan menggelar kota cerdas di negara asalnya, Qatar, ke Indonsia. Kota cerdas, kata dia, ditandai dengan adopsi kota tersebut terhadap teknologi, salah satunya solusi-solusi M2M.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Ismail Fahmi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper