Selamatkan Aset PT Telkom, Benahi Manajemen

John Andhi Oktaveri
Kamis, 4 Desember 2014 | 15:37 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Indonesia Hebat (PIH) mendesak pemerintah menyelamatkan aset nasional melalui pengambilalihan 100% aset perusahaan itu sekaligus membenahi manajemen perushaan agar mampu bersaing di tingkat global.

Ketua Umum DPP PIH, Aji Kusuma mengatakan selama 53 tahun perjalanan perusahaan itu, telah banyak terjadi manipulasi serta kebijakan yang menguntungkan indivudu maupun kelompok tertentu.

Belum lagi terkait pola pembagian saham, sampai sistem manajemen yang tidak sehat akibat tidak adanya kontrol yang baik atas perusahaan tersebut, ujarnya saat memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis (4/12/2014).

"Kami mendesak Menteri BUMN Rini Soemarno segera mengambil alih aset PT Telkom agar 100% menjadi milik Indonesia," ujarnya. Namun Aji tidak memerinci nama-nama individu yang diuntungkan dan seperti apa detil kasus yang terjadi di perusahaan itu.

Dia menyebutkan data-datanya sudah ada pada aparat penegak hukum.

Aji menilai sejumlah kerjasama dengan pihak asing selama ini lebih banyak menguntungkan warga negara lain seperti dengan Singapura.

Menurutnya pembukaan cabang usaha di negara itu lebih banyak mempekerjakan tenaga setempat dibanding tenaga Indonesia. Padahal, ujarnya sumber daya manusia Indonesia juga tidak kalah hebat.

Selain mengevaluasi seluruh jajaran di internal PT Telkom, pemerintah juga harus berani melakukan penggantian di tingkat jajaran direksi seperti yang dilakukan terhadap PT Pertamina baru-baru ini, ujarnya didampingi Sekjen DPP PIH Rhugby Adeana.

Pada bagian lain Aji meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kejaksaan dan Kepolisian bersinergi mengaudit seluruh aset PT Telkom guna mencegah tindak korupsi lebih jauh.

Lembaga penegak hukum, ujarnya, juga dituntut untuk mengusut tuntas kontrak Univesal Organisation Service (USO) era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diduga mengakibatkan kerugian uang negara ratusan miliar rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper