Vivek Ranadive: Kami Juga Ingin Belajar Dari Indonesia

Asep Dadan Muhanda
Senin, 17 November 2014 | 10:55 WIB
www.tibco.com
www.tibco.com
Bagikan

Bisnis.com, SAN FRANCISCO--Tibco Software Inc, merupakan perusahaan pengembang perangkat lunak raksasa berbasis di Palo Alto, California, yang merupakan wilayah Silicon Valley. Tibco didirikan oleh pria asal Mumbai India, Vivek Ranadive pada 1997. Di Indonesia, Tibco sudah membuka kantor perwakilan pada 2012 dan mempunyai pelanggan sejumlah perusahaan telekomunikasi. Untuk mengetahui mengetahui tren industri telematika dan harapanya terhadap Indonesia, berikut petikan wawancara dengan CEO Tibco Vivek Ranadive, dan beberapa pandangannya saat menjadi pembicara kunci di Tibco Now 2014, San Francisco awal November 2014:

 Anda berulangkali menyebutkan bahwa dunia saat ini memasuki era baru yang Anda populerkan dengan nama Peradaban 3.0 (Civilisation 3.0), bisa dijelaskan apa itu?

Dalam 15 tahun terkahir, dunia sudah mengalami perubahan yang sangat besar. 15 Tahun lalu kita pergi ke bioskop untuk menonton film di akhir pekan, atau kita harus pergi ke sebuah ruangan seperti warung telepon untuk menghubungi seseorang. Kita harus beli kamera, dan menunggu tiga hari kemudian untuk melihat hasilnya. Semua itu sekarang berubah, semua bisa dilakukan melalui satu perangkat telepon pintar.

Maka dari itu, saya lebih suka menyebut kita sedang memasuki era baru, Civilisation 3.0. Jika diurut, Peradaban 1.0 saya sebut sebagai usia pertama umat manusia, di mana seseorang memberikan kontribusinya secara individu untuk kehidupan bermasyarakat, ini eranya petani dan pekerja. Kemudian dunia memasuki Peradaban 2.0 saat revolusi industri.  Fokus utamanya adalah untuk mengatur orang, mengorganisasikan perusahaan melalui sistem untuk tujuan efisiensi.

Saat ini, memasuki era baru. Yaitu Peradaban 3.0. Ini tentang zamannya pelayanan, pelayanan yang ekstrem yang bisa memberikan nilai tambah yang ekstreme bagi konsumen. Di zaman ini, kita bisa melihat model bisnis baru. Lihat saja perusahaan rental mobil terbesar di dunia (Uber) justru tidak memiliki taksi dan garasi. Toko buku terbesar dunia (Amazon) justru tidak mempunyai ruangan toko berbentuk fisik.

Perusahaan hotel terbesar di dunia justru tidak mempunyai satu pun kamar hotel. Mereka bekerja melayani konsumen.

Untuk memahami Peradaban 3.0 ini, kita harus tahu ada lima kekuatan terbesar sebagai penyebab utama. Pertama adalah ledakan data. Data yang ada dalam beberapa terakhir ini sudah melebihi data yang masuk sejak peradaban manusia.

Kedua adalah perkembangan telepon seluler.  Kita butuh waktu 100 tahun untuk mencapai 1 miliar jumlah telepon kabel. Hanya butuh 10 tahun untuk memproduksi satu miliar ponsel. Dan hanya butuh 1 tahun untuk mengetahui ada satu miliar pemakai ponsel pintar.

Ketiga adalah munculnya platform sosial media yang memungkinkan Anda untuk menjangkau audiens yang besar. Dulu Anda harus menjadi organisasi besar agar dapat menggapai puluhan juta orang. Dengan ketersediaan platform seperti Facebook, YouTube, Twitter dan toko aplikasi iPhone,sekarang  memungkinkan bagi individu maupun perusahaan untuk menarik perhatian puluhan juta orang dalam waktu singkat.

Keempat adalah perkembangan ekonomi Asia. Dulu, China dan India sempat menguasai dua pertiga dari ekonomi dunia, dan kebanyakan ahli percaya bahwa kita akan kembali ke situasi tersebut. Kelima adalah math trumps science. Pendekatan ilmu matematika disegala bidang.

Apa yang harus dilakukan perusahaan de era baru dengan perkembangan teknologi yang pesat seperti ini?

Konsumen akan benar-benar menjadi raja. Perusahaan harus memberikan pelayanan lebih kepada konsumen. Ini eranya jaringan sosial. Sebab, mereka bisa melakukan pembelian dan membandingkan produk pesaing dalam hitungan detik. Perusahaan yang tidak melakukan servis, layanan, dan mengikat konsumennya akan kehilangan peluang bisnis.

Kondisi ini sudah mendrong perusahaan-perusahaan besar berubah, industri rumah sakit juga berubah, bahkan beberapa pemerintah juga sudah mulai berubah dan memahami betapa pentingnya layanan kepada masyarakat disaat mereka mampu mengakses data dengan cepat.

Di era ini hanya akan ada dua pilihan, menjadi pecundang atau pemenang. Saya percaya, di era baru ini yang penuh dengan inovasi dan teknologi akan mendorong kepada kehidupan manusia yang lebih baik. Konsumsi energi bisa menurun drastis, biaya operasional bisa ditekan.

Terakhir, setelah membuka kantor perwakilan di Jakarta pada 2012, apa rencana Anda, dan apa yang Anda harapkan dari pasar di Indonesia?

Indonesia merupakan pasar yang penting bagi kami. Pertumbuhan telepon seluler dan industri telekomunikasi di sini berkembang pesat bahkan, dibandingkan beberapa Negara di Barat sekalipun. Kami akan melakukan banyak hal di Indonesia. Kami ingin mengembangkan model terbaik yang sesuai dengan karakteristik pasar di Indonesia, membantu perusahaan agar lebih efisien dan mampu melayani konsumen dengan cepat, mengembangkan fitur yang mudah dijangkau dan diaplikasikan dalam berbagai perangkat. Tetapi, yang paling penting, kami juga ingin belajar dari Indonesia. Setiap Negara punya karakteristik lokal sendiri. Kami ingin belajar dari masyarakat dan perusahaan di Indonesia mengembangkan model perangkat lunak yang sesuai.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper