Pemerintah Buka Peluang LTE bagi Operator GSM

Rabu, 5 November 2014 | 08:18 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berjanji membuka peluang penerapan frequency division duplexing (FDD) LTE karena teknologi ini merupakan suatu keniscayaan dan tak bisa ditolak.

"Soal FDD LTE itu suatu keniscayaan tak bisa ditolak. Kapan waktunya, kita cari momentum yang tepat," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Selasa (4/11/2014).

Dia menyambut baik langkah operator besar menggelar uji coba (trial) LTE. "Laporkan hasilnya, nanti kita jadikan pertimbangan untuk regulasinya," katanya.

Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Muhammad Budi Setiawan mengakui peluang untuk menggelar 4G terbuka lebar di 900 MHz karena frekuensinya sudah dinetralkan. 

“Bisa saja karena di frekuensi itu sudah dinetralkan, baik di 800 MHz atau 900 MHz," katanya.

Bakrie Telecom dan Smartfren baru saja mengumumkan kerja sama network sharing untuk FDD LTE di 800 MHz. Telkomsel kabarnya juga bersiap menggelar FDD LTE di 900 MHz setelah layanan Flexi dimatikan Telkom.

"Kalau Bakrie dan Smart masih harus membereskan dulu isu tunggakan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi dengan batas 14 Desember nanti. Telkomsel jika mau menggelar LTE bisa saja karena memang frekuensi itu sudah dinetralkan, tetapi itu ada pekerjaan yang harus dibereskan dulu yakni soal penataan frekuensi dengan Mobile-8,” katanya.

Anggota Komite BRTI Ridwan Effendi mengungkapkan saat ini regulator menunggu penataan spektrum dalam frekuensi 800 MHz yang saat ini masih on progress namun ditenggat hingga Desember 2015.

"Penataan frekuensi 800 MHz ini penting untuk pengalihan trafik pengguna layanan 2G baik dari Indosat maupun Telkomsel," jelasnya.

Dia menjelaskan layanan 4G-LTE ini sebenarnya harus dilakukan para operator secara bersama-sama setelah penataan mengingat perlunya penggantian perangkat yang mendukung teknologi netral yang diinstalasi di base transceiver station (BTS) masing-masing.

"Jadi, alokasi spektrum yang fixed dalam frekuensinya harus dipastikan terlebih dahulu," katanya.

Senior Vice President GM, LTE Business Unit Head of Wireless Strategy Alcatel-Lucent Glenn Booth mengatakan, LTE menjanjikan investasi yang lebih efisien ketimbang 3G sehingga operator berlomba-lomba untuk mengembangkannya.

"Biasanya nanti yang akan dikelola itu 2G dan 4G. Tidak masalah ukuran operator yang menggelar LTE, asalkan bisa membangun arsitektur jaringan dengan benar, ini akan membuat dia kompetitif," katanya.

Menurutnya, belajar di negara seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, saat pemain dengan jumlah pelanggan besar menggelar LTE bersama-sama, bisa mengubah kompetisi dan adopsi di pasar. "Minimal akselerasi dari penetrasi mobile broadband langsung naik," katanya.

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Setyanto P. Santosa meminta sebelum FDD LTE berjalan pemerintah melakukan harmonisasi frekuensi yang mendukung mobile broadband dengan transparan agar terjadi peningkatan kualitas layanan dan persaingan yang sehat.

"Regulator harus menata pelayanan seluler karena selama ini diandalkan untuk mengakses data. Harmonisasi frekuensi dibutuhkan, dimulai dengan mengaudit data yang diserahkan operator untuk menentukan alokasi dan penerapan teknologi di suatu frekuensi," katanya. 

Industri seluler menyambut positif penataan di 800 MHz agar dimana teknologi netral diterapkan dan bisa menyelamatkan usaha pemain lapis kedua seperti Smartfren atau Bakrie Telecom.

Namun, para pelaku usaha menjadi bingung kala muncul wacana FDD LTE di 900 MHz mengingat tak semua pemain berbasis GSM bisa melakukannya karena keterbatasan frekuensi.

Operator GSM yang memiliki frekuensi di 900 MHz yakni hanya Telkomsel (15 Mhz), Indosat (15 Mhz), dan XL (7,5 Mhz).

Tadinya, harapan pemain GSM pemerintah menetralkan frekuensi1.800 MHz dimana semua pemain memiliki frekuensi seperti Telkomsel (22,5 Mhz), Indosat (20 MHz), XL (22,5 MHz), dan Tri (10 Mhz) sehingga terjadi persaingan sehat dan tujuan meningkatkan penetrasi broadband tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis :
Editor :
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper