Bisnis.com, JAKARTA – Banyak pengamat dan lembaga riset memprediksi layanan berbasis komputasi awan akan semakin menjadi tren hingga beberapa tahun mendatang. Pada vendor perangkat lunak pun mulai secara berangsur-angsur melakukan migrasi ke cloud, sembari tetap mempertahankan model lisensi sebagai bisnis inti.
Salah satunya adalah Andal Software yang hari ini, Selasa (28/10/2014), meluncurkan software payroll, sebuah sistem penggajian karyawan, bernama Andal Pay Master berbasis komputasi awan.
Direktur Andal Software Indra Sosrodjodjo mengatakan sebelumnya Andal Pay Master hanya tersedia dalam model paket atau lisensi. Dia mengklaim produk tersebut digunakan oleh 300 perusahaan yang memiliki karyawan 500 sampai 6.000 orang.
Namun, kata dia, korporasi di Indonesia sebetulnya didominasi oleh perusahaan dengan jumlah karyawan di bawah 150 orang.
“Secara teori, perusahan dengan karyawan di bawah 150 orang itu mencapai 80% dari total enterprise,” ujar dia.
Menurut Indra, di Jakarta saja, segmen tersebut mencapai 7.000 perusahaan. Pasar inilah yang coba digarap dengan meluncurkan Andal Pay Master berbasis cloud. Namun dia ogah memasang target pelanggan muluk-muluk.
“Tahun 2015 kami hanya menargetkan 50 pelanggan saja. Sebagai model bisnis baru, wajar kami pasang target realistis,” kata dia.
Pengguna Andal Pay Master versi cloud akan dikenakan biaya langganan sebesar Rp5,5 juta per bulan dengan durasi kontrak selama setahun.
Gandeng TISI
Untuk meluncurkan produk anyar tersebut, Andal Software berkolaborasi dengan TIS Inc. (TISI), penyedia layanan pusat data asal Jepang. Dalam skema kerja sama, platform Andal Pay Master akan dialih daya ke pusat data yang dikelola TISI, sekaligus menyediakan personil untuk service dan pemeliharaan.
Hideaki Ohashi, GM Divisi Penjualan TISI Singapura, mengatakan pihaknya merupakan anak usaha IT Holding Group asal Jepang yang memiliki pelanggan besar di Negeri Samurai. Di antaranya Sony, Sharp, dan Panasonic.
Tahun lalu TISI membuka kantor perwakilan di Indonesia dengan mengandalkan layanan bernama Cloud Berkembang yang menggunakan pusat data milik PT Supra Primatama Nusantara (Biznet).
Hideaki mengatakan TISI semula memprioritaskan korporasi asal Jepang yang beroperasi di Tanah Air sebagai pelanggan. Seiring pengelolaan pusat data yang berbasis di Indonesia, dia optimistis dapat merengkuh konsumen nasional lebih luas.
“Kami membawa kualitas Jepang ke Indonesia,” kata Hideaki.