Bisnis.com, MACAU -- Telkom Macau meluncurkan Kartu As "2in1" Macau di Pusat Pameran dan Eksebisi Fisherman's Wharf di Macau.
PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) menggandeng perusahaan lokal CTM dan membentuk Telkom Macau dalam menawarkan kartu As 2in1.
Ririek Adriansyah, Direktur Whole Sale and International Services PT Telkom, mengatakan sasaran dihadirkannya kartu As 2in1 di Macau adalah TKI yang diperkirakan mencapai 7.000 orang. "Kami di Macau co-branding," katanya pada peluncuran Kartu As 2in1 di Macau, Ahad (12/10/2014).
Hadir pada kesempatan tersebut Presdir PT Telkom Arief Yahya, Direktur Utama PT Telkom Indonesia Internasional Syarief Syahriel Achmad, dan CEO operator lokal CTM,. Arief Yahya mengungkapkan ekspansi di Macau untuk membidik pelanggan telepon TKI yang berjumlah sekitar 7.000 orang.
Berbeda dengan Kartu As di Hong Kong yang menampilkan sinyal Telkomsel, di Macau sinyal yang muncul adalah operator lokal CTM, meski penggunaan telepon oleh pelanggan sama.
Ririek menjelaskan investasi di Macau sangat kecil, hanya untuk sewa kantor dan staf, karena semua dikontrol dari kantor Telkom Hong Kong yang jaraknya sekitar 50 km, terpisah oleh laut.
Layanan kartu As 2in1 memungkinkan panggilan yang muncul di telepon penerima di Indonesia adalah nomor Telkomsel. Keluarga TKI di Indonesia yang menggunakan Telkomsel dikenakan tarif sesama operator. "Jadi keluarga TKI di Indonesia kalau mau telepon pakai Telkomsel," katanya berpromosi.
Biaya telepon TKI di Hong Kong dan Macau rata-rata HK$300- HK$600 atau hampir Rp1 juta per bulan.
Upaya Telkom untuk ekspansi ke 10 negara tahun ini untuk meningkatkan pendapatan dari lini bisnis luar negeri yang dikelola anak usaha, Telin.
Hingga saat ini, emiten jasa telekomunikasi berkode saham TLKM itu telah merambah bisnis di Singapura, Hong Kong, Timor Leste, Australia, dan Myanmar. Negara lain yang juga sudah dimasuki yakni Malaysia, USA, Macau, Taiwan, dan Arab Saudi. Tahun ini juga, perseroan akan membeli sebagian saham perusahaan telekomunikasi, masing-masing di Australia dan Selandia Baru.
Sebelumnya, Arif Prabowo, Vice President Public Relations TLKM, mengatakan perseroan mengincar kontribusi pendapatan dari bisnis luar negeri sebesar 5% pada 2015, meningkat dari target kontribusi tahun ini sebesar 4%. Untuk mencapai kontribusi pendapatan yang lebih besar dari bisnis luar negeri, TLKM gencar melakukan kerja sama MVNO, merger and acquisition (M&A), serta pembentukan perusahaan patungan (joint venture).
Mobile virtual network operator (MVNO) adalah bentuk kerja sama antara penyelenggara jasa telekounikasi bergerak selular dalan bentuk layanan data dan suara. Operator MVNO bekerja sama dengan operator telekomunikasi yang mengantongi izin alokasi spektrum frekuensi dan lisensi jaringan.
Bisnis luar negeri yang dimaksud perseroan yakni bisnis aplikasi over-the-top (OTT), yakni bisnis layanan yang melewati jaringan telekomunikasi dan sangat membutuhkan bandwidth.