Investasi Pabrik Oppo Dibahas Setelah Pemilu

Dini Hariyanti
Selasa, 8 Juli 2014 | 22:39 WIB
Produsen asal China, Oppo telah menyampaikan rencana investasi pada BKPMA/gsmarena.com
Produsen asal China, Oppo telah menyampaikan rencana investasi pada BKPMA/gsmarena.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Perindustrian menyatakan Oppo Electronics Corp. belum memberikan konfirmasi soal detil proyek pembangunan pabrik di Indonesia. Pembicaraan lebih lanjut kemungkinan terjalin usai pilpres.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat membenarkan produsen telepon seluler (ponsel) asal China itu sudah melakukan penjajakan di Indonesia. Rencana investasi sudah disampaikan Oppo kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Saya berani berikan data ketika mereka sudah konfirmasi, sekarang belum konfirmasi tetapi sudah ajukan ke BKPM. Nanti ada tim bersama dari Kemenperin dan BKPM [untuk proyek ini]," ujarnya, Selasa (8/7/2014).

Menperin menyatakan Oppo sudah menjajaki pasar Indonesia terkait rencana pembangunan pabrik. Hal ini dilakukan melalui PT Indonesia Oppo Electronics selaku anak usaha dari Oppo Electronics Corporation.

Pembicaraan lebih lanjut dengan pemerintah akan dilakukan setelah pemilu presiden dan wakilnya usai dan euforianya mereda. Pergantian tampuk pemerintahan berpeluang mengubah arah kebijakan, ini akan menjadi pertimbangan pula bagi investor.

"Sekarang Oppo masih wait and see, tetapi rencana pembangunan pabrik mereka itu sudah pasti," tutur Hidayat.

Pulau Jawa menjadi kawasan yang dibidik Oppo untuk mendirikan basis produksinya. Tapi  Menteri Perindustrian belum mau membeberkan lokasi secara spesifik. Kapasitas produksi pabrik di Tanah Air diperkirakan mencapai 5 - 10 juta unit per tahun.

Telepon seluler ini merambah pasar RI sejak April 2014. Kendati pendatang baru, ponsel pintar (smartphone) OPPO kini punya 5.000 gerai di Indonesia. Setiap bulan merek asal China ini laku sekitar 200.000 unit.

Pemerintah optimistis terhadap penanaman modal baru di industri elektronika dan telematika. Pasalnya Indonesia memiliki pasar domestik yang potensial dengan penduduk lebih dari 240 juta yang 60 juta di antaranya berada di kelas menengah.

Kemenperin ingin Indonesia sebagai basis produksi telepon seluler tak semata untuk memenuhi kebutuhan domestik. Produsenjuga harus memasarkan produk buatan RI ini ke pasar ekspor, setidaknya di kawasan Asia Tenggara.

Kehadiran investasi baru di bidang telekomunikasi diharapkan bisa menekan kuantitas pembelian dari luar negeri. Impor ponsel sepanjang tahun lalu tercatat mencapai 62 juta unit dan 27 juta unit selama semester I/2014.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper