Bisnis.com, BATAM—Kementerian Perindustrin (Kemenperin) meyakini volume impor telepon seluler bakal terkikis sedikit demi sedikit. Selama 5 bulan pertama tahun ini impor ponsel setara 43,5% total impor tahun lalu.
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (Kemenperin) Budi Darmadi mengatakan paling tidak tahun ini volume impor ponsel bisa direduksi sekitar 10%. Hal ini sejalan dengan bertambahnya kegiatan pembuatan telepon seluler di dalam negeri.
“Dari 5 produsen ponsel yang ada produksi sebulan sekitar 500.000, setahun 6 juta unit. Dengan asumsi impor 60 juta unit, maka produk lokal bisa penuhi sekitar 10%-nya,” tuturnya, di Batam, Jumat (4/7/2014).
Sepanjang Januari – Juni 2014, impor ponsel 27,3 juta unit. Jumlah ini setara 43,5% dari total pembelian ponsel dari luar negeri 2013 sejumlah 62 juta unit.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama tahun lalu impor telepon seluler 16.470 ton senilai US$2,8 miliar (setara Rp34,1 triliun). Komoditas ini menyumbang defisit negara perdagangan tertinggi di sektor nonmigas.
“[Ketika kapasitas produksi lokal bertambah] setidaknya tahun depan bisa 20% – 30% dari volume impor [tahun lalu] dipenuhi dari dalam negeri,” ujar Bid. Pada 2016 bisa diproduksi di dalam negeri sekitar 40% dari jumlah impor tahun lalu.