Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Rakyat Indonesia Tbk belum memutuskan apakah akan menyewa stasiun bumi untuk mengelola satelit BRIsat yang akan meluncur ke orbit 150,5 Bujur Timur pada kuartal II/2016.
“Sementara ini belum dibahas detailnya [stasiun bumi], yang jelas akan ada stasiun pegendali,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria kepada Bisnis belum lama ini.
Namun agaknya BRI berencana membangun sendiri stasiun bumi untuk satelit mereka. Apalagi Budi menegaskan pihaknya memiliki divisi teknologi informasi yang bagus dan profesional.
Direktur Utama BRI Sofyan Basir sebelumnya mengatakan pihaknya akan menghemat dana hingga Rp200 miliar per tahun jika memiliki satelit sendiri. Selama ini BRI mengeluarkan dana hingga Rp500 miliar per tahun untuk biaya komunikasi.
Dia mengatakan dari alokasi dana sebesar US$250 juta untuk pengadaan satelit masih tersisa sekitar US$20 juta. Satelit tersebut memiliki transponder sebanyak 54 ekuivalen. Sebanyak empat transponder akan diserahkan penggunaannya kepada negara.
Dalam program satelit BRIsat ini BRI bekerja sama dengan Space System/Loral (SSL) asal Amerika Serikat dan Arianespace asal Prancis sebagai pemenang pengadaan satelit. BRIsat memiliki usia desain lebih dari 15 tahun. Berat satelit ini mencapai 3.500 kg.
BRIsat akan menyediakan sarana komunikasi untuk 9.800 kantor BRI dan lebih dari 100.000 outlet echannel. Meski sudah memiliki satelit sendiri BRI tetap akan menyewa transponder lain sebagai cadangan. Sofyan juga menegaskan pihaknya membuka peluang kerja sama dengan perusahaan lain karena hanya sekitar 30 transponder yang akan dipakai BRI.