Bisnis.com, JAKARTA— Amerika Serikat menjadi negara yang menjadi sasaran email berbahaya paling tinggi sepanjang kuartal I 2014
Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Kaspersky Lab pada Selasa (13/5), sepanjang kurun waktu tersebut 14% serangan lewat e-mail menyasar negeri Paman Sam tersebut.
Di posisi kedua ditempati Inggris dengan 9,9%, sedangkan Jerman bertengger di posisi ketiga dengan 9,6% poin.
Dari sisi sumber serangan, China masih mendominasi dengan 21,93%. AS menempati posisi kedua dengan 18,1%, dan Korea Selatan dengan 12,95%.
Selain e-mail berbahaya yang bisa mencuri data personal, tren penipuan atau phishing juga semakin meningkat.
E-mail dan mesin pencari menjadi sasaran utama para phisher yang mencapai 34,61% dari total serangan.
Target selanjutnya adalah situs jejaring sosial dengan 26,08%, sedangkan di tempat ketiga adalah serangan kepada perusahaan keuangan, pembayaran elektronik, dan bank dengan 14,67%.
Sebelumnya, System Engineer Symantec Indonesia Novan Tambunan mengatakan tren serangan ke perangkat bergerak memang semakin meningkat.
Apalagi saat ini sedang menjamur perkembangan Internet of things, di mana mulai banyak perangkat rumah tangga yang sudah tersambung ke Internet.