Game Seluler Diprediksi Hasilkan US$100 Miliar, Asia Pasar Terbesar

Deliana Pradhita Sari
Sabtu, 8 Maret 2014 | 08:08 WIB
  Flappybird, salah satu game yang sempat populer. /Thegiodidong
Flappybird, salah satu game yang sempat populer. /Thegiodidong
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Aplikasi game yang dapat diunduh ke telepon genggam dan tablet atau sering disebut dengan istilah mobile gaming kini sedang mengalami laju pertumbuhan yang cukup hebat dibandingkan industri video game konvensional. Seperti dikutip dari situs venturebeat.com, mobile gaming ini mampu menyumbang seluruh pemasukan industri video game sebesar US$100 miliar pada 2017.

Managing Director Pengembang Game Digi-Capital Tim Merel memprediksikan bahwa mobile gaming mampu mendorong pendapatan seluruh software industri game sebesar US$100 miliar untuk 3 tahun ke depan. Hal ini menjadikan mobile gaming sebagai sektor entertainment dan software yang paling menguntungkan. Sedangkan untuk sektor online game mampu tumbuh 23,6% dan mengeruk pendapatan sebanyak US$60 miliar pada 2017.

“Intensitas kompetisi pertumbuhan mobil gaming ini sekarang semakin  tinggi. Para pengguna aplikasi game saling memanfaatkan keunggulan masing-masing aplikasi pada perangkat lunak mereka. Namun kemajuan seharusnya berprinsip pada lari marathon bukan hanya lari jarak pendek (sprint) saja. Performa baik game untuk  jangka panjang sama pentingnya dengan kesuksesan yang didapat dalam waktu singkat,” katanya.

Pendapatan mobile gaming dan aktivitas Asia melalui merger dan akuisisi tercatat sebanyak US$5,6 miliar pada 2013, naik 29% dibandingkan pada 2012. Pendapatan tersebut tidak termasuk bagian menejemen yang dipimpin Activision Blizzard atau Vivendi Spinout yang menghasilkan US$2,3 miliar. Nilai rata-rata kesepakatan (dealing) tumbuh 23% dari tahun 2012 menjadi US$63,8 miliar.

Telepon seluler menyumbang 67% dari nilai transaksi M&A dan 36% dari volume aplikasi

Merel menambahkan Asia merupakan penyumbang ekonomi terbesar pada mobile dan online gaming. Petumbuhan pendapatan dan laba margin di perusahaan Asia menjadikannya pusat gaming yang membuat iri kompetitor asing. Merel juga memperediksi jika Asia dan Eropa bergabung maka mampu menghasilkan 80% pendapatan global untuk mobile dan online gaming.

Rata-rata 9 dari 10 kesepakatan game M&A 2013 dimiliki oleh  pembeli Asia. Sejumlah 13 dari 15 penawaran publik inisial game dari 2012 hingga 2013 didominasi oleh perusahaan-perusahaan game di China, Jepang dan Korea Selatan.

Merel menjelaskan bisnis game saat ini sedang beroperasi di seluruh wilayah seantero dunia tanpa terkecuali. Kebanyakan tema aplikasi yang sedang berkembang saat ini adalah Total World Domination. Tema tersebut menjadi tema pada ajang Konferensi Games Beat 2014 yang akan diselenggarakan pada 15-16 September di San Fransisco, Amerika.

Hal ini juga yang menjadikan investasi perusahaan game tumbuh 16% dari tahun 2012 menjadi US$1 miliar. Investasi aplikasi game pada telepon seluler dan teknologi atau gamifaction mendominasi pada 2013.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Setyardi Widodo
Sumber : venturebeat.com
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper