Bisnis.com, DEPOK - Tangible Earth, bola dunia digital interaktif yang dapat digunakan untuk mengamati aktivitas bumi secara realtime, didemonstrasikan oleh penemunya Shinichi Takemura di Universitas Indonesia, Depok, hari ini, Senin (25/11/2013).
Takemura yang juga merupakan guru besar Art and Design of Kyoto University mengklaim Tangible Earth merupakan alat interaktif pertama di Asia Tenggara yang mampu memvisualisasi kondisi bumi untuk mengamati berbagai dinamika seperti rute migrasi fauna, simulasi bencana dan global warming dan simulasi populasi dunia.
"Pada 1950-an hanya New York dan Tokyo yang menjadi kota megapolitan [penduduknya di atas 10 juta jiwa]. Saat ini ada begitu banyak kota megapolitan," ujarnya.
Takemura mulai membangun alat ini pada 2002 yang kemudian memenangkan penghargaan Gold Prize of Good Design Award di Jepang pada 2005.
Menurutnya, Tangible Earth sudah didemonstrasikan di berbagai gelaran lingkungan hidup seperti Toyako G8 Summit (2008), COP15 di Copenhagen, Denmark (2009), TED-Tokyo (2009) dan COP10 di Nagoya, Jepang (2010).
Selain mendemonstrasikan Tangible Earth di berbagai acara, alat ini juga sudah dipasang secara permanen di beberapa museum seperti National Science Museum in Amsterdam (NEMO), Expementarium (Copenhagen) dan National Museum of Natural History (Tokyo).
Tangible Earth berdiameter 1,28 meter atau berskala 1/10 dari ukuran bumi sebenarnya. Alat ini mengombinasikan teknologi digital dan analog.
Takemura mengakui Tangible Earth merupakan alat simulasi yang mahal. Museum yang hendak memiliki alat ini harus menggelontorkan setidaknya 10 juta yen atau sekitar Rp1,16 miliar.