Bisnis.com, JAKARTA -Sekitar 30% pengguna internet diketahui pernah menerima email palsu yang mengatasnamakan bank tertentu. Demikian menurut survei Kaspersky Consumer Security Risks, periode Juni--September 2013.
Email palsu tersebut menggunakan notifikasi palsu dari bank untuk mengelabui pengguna agar memberikan akun penting dan akses ke uang mereka.
Sebanyak 2% responden melaporkan pesan mencurigakan yang mereka terima seolah-olah dikirim oleh toko online tertentu.
Satu dari sepuluh pengguna mengaku secara otomatis diarahkan menuju situs mencurigakan yang meminta mereka memasukkan informasi kartu kredit.
Menurut Kaspersky sekitar 6% responden menyatakan mereka pernah memasukkan informasi keuangan di situs yang meragukan. “Ini semua merupakan contoh kegiatan yang dilakukan penjahat cyber terkait phishing,” ujar Corporate Communications Manager Kaspersky Lab Asia Tenggara Jesmond Chang dalam siaran persnya, Jumat (11/10/2013).
Menurutnya phising adalah satu dari sekian banyak jenis serangan berbahaya yang menyasar data rahasia keuangan penting seperti nomor kartu kredit serta login dan password akun online banking. Serangan semacam ini juga kerap berhasil.
Sekitar 4% responden melaporkan mereka kehilangan sejumlah uang akibat ulah penjahat cyber. Meski bukan angka yang fenomenal, namun banyaknya pengguna yang diserang setiap tahun mengindikasikan besarnya jumlah uang yang berhasil dikeruk para penjahat cyber.
Berdasarkan survei The Evolution of Phishing Attacks 2011-2013 yang dilakukan oleh Kaspersky Lab pada Maret hingga Juni lalu kepada pengguna layanan awan Kaspersky Security Network, sebanyak 21% dari serangan phishing dilakukan antara April dan Mei 2012-2013.
Serangan itu melibatkan situs palsu bank dan organisasi keuangan lainnya. Dalam satu tahun terdapat 7,5 juta pengguna di dunia menghadapi serangan semacam ini.
Beberapa layanan transaksi online seperti e-banking, sistem e-payment dan toko online saat ini dianggap menjadi bagian penting kehidupan modern bagi kebanyakan pengguna. Survei B2B International Kaspersky menunjukkan bahwa sebanyak 95% responden melakukan belanja secara online, 91% menggunakan layanan online banking dan 74% menggunakan sistem e-payment.