Spam Email, Kian Banyak Perusahaan Jadi Target Penipuan

Gloria Natalia Dolorosa
Selasa, 13 Agustus 2013 | 23:12 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Persentase spam dari total lalu lintas email meningkat 4,2% menjadi 70,77 pada kuartal II/ 2013 dibandingkan dengan kuartal I/ 2013.

Pada kuartal II, banyak email dengan lampiran berbahaya dialamatkan ke pengguna korporat. Email berbahaya ini disamarkan sebagai email balasan otomatis (auto-reply). Misal notifikasi email tak terkirim (delivery failure notifications) atau pemberitahuan pesan masuk baik email, faksimili, maupun scan.

Pelaku berharap karyawan perusahaan tidak akan memeriksa email tersebut dan menganggap email tersebut tidak berbahaya. Lalu, membuka lampiran yang ada dan membuka program berbahaya di dalamnya.

Siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (13/8/2013), menyebut satu hal tak biasa pada kuartal kedua ini adalah penyebaran kartu elektronik (e-Cards) dengan lampiran berbahaya.

Dulu, setiap kali liburan eCards adalah pemandangan yang biasa ditemui, kemudian jarang ditemui. Namun, pada kuartal terakhir ini, Kaspersky Lab kembali mendeteksi eCards berbahaya yang mengeksploitasi perusahaan kartu ucapan terkenal Amerika, Hallmark.

eCards berbahaya bukan satu-satunya cara lama yang dideteksi oleh Kaspersky Lab pada kuartal kedua ini. Pada kuartal I, salah satu trik yang digunakan para spammer adalah white text, yaitu tulisan acak yang ditambahkan pada bagian bawah email. Para penerima email tidak menyadari adanya tulisan ini karena warna tulisan dibuat sama dengan warna latar (background) email. Spammer berharap filter spam menganggap email tersebut sebagai newsletter.

Pada kuartal II, spammer kurang lebih menggunakan trik yang sama. Mereka menambahkan tulisan acak di email, tapi kali ini tulisan tersebut tidak dibuat “samar”. Sebaliknya, tulisan dibuat terpisah dari tulisan utama disertai sejumlah besar garis kosong. Seluruh tulisan diambil dari berbagai berita.

Negara yang paling aktif mengirim spam sama dengan periode sebelumnya, meski secara persentase sedikit berubah. China turun 1,2%, Amerika Serikat turun 0,9%, dan Korea Selatan turun 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper