Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah tingginya beban bunga utang nasional, PT XL Axiata Tbk lebih memilih skema pinjaman perbankan untuk membiayai ekspansinya tahun ini.
Sekretaris Perusahaan XL Axiata Murni Nurdini menyampaikan pihaknya baru mendapat pinjaman sebesar US$100 juta atau setara Rp1 triliun dari Standard Chartered Bank.
"PT XL Axiata Tbk telah menandatangani perjanjian kredit senilai US$100 juta dengan Standard Chartered Bank," ungkapnya dalam informasi yang dirilis Jumat (2/8/2013).
Menurut dia, jangka waktu fasilitas kredit ialah 3 tahun terhitung sejak tanggal penarikan. Dana pinjaman akan digunakan untuk membiayai kebutuhan belanja modal tahunan. Perseroan tidak menyertakan jaminan apapun untuk pinjaman tersebut.
Sebelumnya, XL juga telah meraih pinjaman senilai US$110 juta atau sekitar Rp1,06 triliun dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd pada 15 Maret 2013. Fasilitas kredit dari perbankan asal Negeri Sakura itu juga diberikan dengan jangka waktu 3 tahun tanpa adanya jaminan.
Saat itu perseroan menggunakan fasilitas kredit tersebut untuk keperluan belanja modal dan pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman yang masih ada.
Secara rinci, sebagian besar dana pinjaman digunakan untuk belanja modal, seperti pembelian koneksi jaringan dan membangun menara pemancar (base transceiver station/BTS).
Direktur Utama XL Axiata Hasnul Suhaimi pernah mengungkapkan pihaknya menganggarkan belanja modal tahun ini sebesar Rp8 triliun-Rp9 triliun untuk sejumlah ekspansi.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih XL Axiata merosot hingga 54% menjadi Rp670 miliar pada semester I/2013 dari semula Rp1,46 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Padahal pendapatan perseroan mengalami peningkatan tipis 1,67% dari Rp10,12 triliun menjadi Rp10,29 triliun.
Penurunan laba bersih disebabkan tingginya beban usaha yang mencapai Rp9,03 triliun dari sebelumnya hanya Rp7,89 triliun.