IMPOR BERAS: Produksi dianggap belum cukup untuk cadangan stok

News Editor
Minggu, 4 November 2012 | 16:28 WIB
Bagikan

JAKARTA: Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) meyakini pemerintah akan terus melakukan impor beras hingga 2014 mendatang.

"Seperti sudah menjadi rutinitas, impor dilakukan dengan dalih cadangan beras masih kurang," kata Manager Advokasi KRKP Said Abdullah dalam siaran persnya yang diterima Bisnis, Minggu (4/11/2012).

Said menuturkan hingga 2014, KRKP meyakini impor akan terus dilakukan. Alasannya, hingga saat ini Bulog masih saja mengalami kesulitan melakukan serapan beras nasional. Keterbatasan anggaran, infrastruktur dan kewenangan, menurutnya, menjadikan Bulog tak akan bisa melampaui angka 10% dari total produksi nasional dalam penyerapannya. "Impor menjadi cara jitu memenuhinya."

Alasan lain, lanjutnya, merupakan hal yang mustahil dalam 2 tahun ke depan tingkat produksi meningkat rata-rata 6,25% untuk mengejar 10 juta ton cadangan beras nasional. Said mengatakan, catatan data menunjukkan yang terjadi justru produksi dalam negeri terus mengalami penurunan.

 

Peningkatan produksi padi di Indonesia mengalami akselerasi hanya pada 1980-an, laju pertumbuhan produksi padi rata-rata meningkat dari 1,1% per tahun pada periode 1970-1979 menjadi 5,32% per tahun pada periode 1980-1989. Namun, pada periode 1990-1999, terus mengalami penurunan rata-rata menjadi 1,29% per tahun dan 0,71% per tahun pada periode 2000-2011.

Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, seyogianya peningkatan produksi padi dalam 2-3 tahun terakhir dengan rata-rata peningkatan 5% memungkinkan Bulog tidak melakukan impor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi padi pada tahun 2011 turun 1,07% dan tahun ini naik 4,87%, sehingga rata-rata peningkatan produksi selama dua tahun terakhir ini hanya 1,9%.

Sutarto pun membandingkan, pada 2009 produksi padi naik 6,7% dan penyerapan beras oleh Bulog sekitar 3,5 juta ton. Sementara, produksi padi pada 2007 naik 4,96% dan pada 2008 naik 5,4%. Adapun, realisasi pengadaan beras oleh Bulog pada Januari-Oktober 2012 sudah mencapai 3,45 juta ton dan ditargetkan sampai akhir tahun ini 3,6 juta ton.

Pengamat Ekonomi Pertanian yang juga mantan Senior Advisor Bulog M. Husein Sawit mengatakan, fungsi impor adalah untuk mencukupi stok Bulog di akhir dan awal tahun. "Stok rendah atau kurang dari 1,5 juta ton maka keputusan impor dilakukan," kata Husein saat dihubungi.

Stok rendah, lanjutnya, lantaran penyaluran raskin yang cukup banyak. Menurutnya, per tahun penyaluran raskin sekitar 3-4 juta ton. "Impor jangan dilihat dari pengadaannya, tapi dilihat dari pengeluaran atau penyalurannya yang cukup besar sehingga stok akhir tahun dicukupi melalui impor karena pengadaan dalam negeri tidak mungkin sampai 4 juta ton," terangnya. (arh)

 

 

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : News Editor
Sumber : Sepudin Zuhri
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper