TAK banyak CEO yang bisa bertahan dan masih tajam secara mental pada usia mendekati 70 tahun. Mereka umumnya memilih menyiapkan pensiun, sambil menimang-nimang calon pengganti.
John Chambers, misalnya. CEO Cisco Systems berusia 63 tahun ini baru saja mengumumkan rencana pensiunnya, paling lama 4 tahun ke depan. Dia juga sudah mulai menyeleksi kandidat penggantinya.
Tak hanya di luar negeri, di Indonesia pun begitu. “Kalau umur segitu sudah kakek-kakek saya,” kata Nirwan D. Bakrie, ‘CEO tidak resmi’ konglomerasi keluarga Bakrie, dalam satu obrolan belum lama ini.
Tentu tak ada yang salah menjadi CEO pada usia mendekati 70 tahun. Selama masih amanah, cinta pekerjaan dan efektif dalam memimpin organisasi, usia niscaya tidak akan menjadi masalah.
Larry Ellison, pendiri dan CEO Oracle Corporation rasanya masuk kategori itu. Penampilannya saat membuka Oracle OpenWorld 2012, Minggu (30/01) di San Francisco mengonfirmasi perkecualian itu.
Dengan tetap membiarkan cambang tipis di wajahnya, paparan orang terkaya nomor 3 di AS ini tetap lantang, runtut, solid, meyakinkan, dan energetik. Dan, ini yang juga penting, humornya pun masih renyah.
“Kalau urusan duit aja kalian tepuk tangan,” kata Ellison, merespons aplaus forum, setelah dia mengungkap harga mesin database Exadata X3 dibanderol sama dengan harga generasi lamanya, Exadata X2.
***
ELLISON barangkali sebuah perkecualian. Dia jelas bukan tipe pemimpin feodal yang duduk kasih perintah lalu marah-marah. Dia flamboyan, spontan, tapi siap dengan rencana dan pertimbangan.
Memang, sempat bertiup rumor dia melakukan seleksi calon pengganti. Banyak nama berseliweran, tapi semua tanpa konfirmasi. Dan tetap saja, Ellison yang akhirnya tampil di depan.
Mungkin Ellison tak tahu apa yang akan dilakukan saat pensiun kelak. Dengan harta US$44 miliar, apa lagi hal yang belum dikerjakan dan dimilikinya? Bahkan jadi bintang film pun sudah. Di Iron Man 2 lagi.
Tapi mungkin sebenarnya Ellison khawatir, Oracle, yang dibangunnya dari kecil hingga jadi salah satu perusahaan TI terbesar, akan berubah sepeninggal dirinya, atau mundur teratur dihajar para pesaing.
Perlu diketahui, kompetisi di bisnis software-hardware pengelolaan data sudah amat ketat. Kompetitor Oracle seperti Cisco, SAP, HP, Salesforce.com, Amazon.com, dan IBM, bukan lawan enteng.
Apalagi, bagi Oracle, kinerja lini hardware yang dibangunnya dengan cara mengakuisisi, terutama Sun Microsystems yang dicaplok pada awal 2010 senilai US$7,4 miliar, masih juga belum meyakinkan.
Sampai periode kuartalan yang berakhir 31 Agustus 2012, penjualan lini hardwarenya masih turun 24% ke US$779 juta. Sementara untuk penjualan software-nya naik 6% ke US$1,6 miliar.
Tentu, memenangkan kompetisi itu bukan perkara mudah. Kepada Reuters, belum lama ini Ellison mengaku. “Saya akan lalui itu. Mereka boleh tendang saya keluar, tapi saya tidak punya rencana pensiun.” ([email protected]) (sut)