TELEKOMUNIKASI: Berlarut-larutnya tender 3G bisa picu kemacetan trafik data

Lingga Sukatma Wiangga
Selasa, 3 Juli 2012 | 18:05 WIB
Bagikan

JAKARTA: Berlarut-larutnya penggelaran tender 3G dikhawatirkan memicu kemacetan trafik data yang parah, mengingat saat ini sudah terjadi krisis spektrum di Indonesia.Mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia Heru Sutadi mengungkapkan saat ini spektrum frekuensi di Indonesia sudah krisis.“Ibarat jalan, sudah penuh penuh dengan mobil sehingga jalan harus ditambah. Dalam komunikasi nirkabel, penambahan jalan ya penambahan spektrum,” tegas staf pengajar Teknik Elektro Universitas Indonesia itu kepada wartawan hari ini.Menurut dia, makin lama penambahan frekuensi dilakukan, trafik layanan data makin padat dan terancam macet parah.“Kalau pemerintah tidak yakin dengan kebijakan yang akan dibuat, segera konsultasikan saja ke publik sehingga didapat masukan, agar kebijakan yang diambil dapat komprehensif dan dapat dijalankan oleh industri terutama operator,” katanya.Sebelumnya, Telkomsel dan XL juga mengungkapkan kegelisahannya seiring dengan peningkatan trafik data yang tajam sementara frekuensi tidak bertambah.Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo)  mengambil langkah untuk mengundurkan proses seleksi tambahan blok 3G karena belum matangnya beberapa persiapan.”Sesuai rencana, pada pertengahan  2012 akan tetap dilaksanakan seleksi tambahan blok ketiga 3G. Memang agak mundur sedikit dari rencana semula di bulan Juni ini. Tetapi karena atas dasar berbagai pertimbangan, agak mundur sedikit supaya tuntas berbagai masalah yang ada,” ungkap  Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kominfo Gatot S Dewabroto.Menurut dia, beberapa persoalan yang telah diselesaikan terkait persiapan seleksi adalah  masalah interferensi antara calon pemilik blok 11 dan 12 dengan Smart Telecom dalam bahasa teknisnya pemilik teknologi UMTS dan PCS1900.Solusinya adalah di pemasangan filter tambahan di sisi pemancar PCS1900 dan hal serupa  di sisi penerima UMTS dan atau reposisi antena kedua pihak.Menurut Gatot, pemasangan filter tambahan maupun reposisi antena kedua pihak tdaklah signifikan sifatnya terhadap keseluruhan jaringan BTS dari operator UMTS maupun operator PCS1900 karena hanya di segelintir BTS saja solusi ini diperlukan, yaitu di BTS yang saling berdekatan secara horizontal lokasi menaranya dan memiliki jarak vertikal sangat kecil untuk antenanya.Dia menuturkan berdasarkan informasi dari salah satu vendor perangkat terkemuka, harga filter tambahan yang termurah ada di kisaran harga Rp 1,5 juta – Rp 3,5 juta   per unit. Jadi biaya untuk solusi interferensi ini tidaklah besar seperti yang  diperkirakan banyak pihak.”Masalah interferensi ini dianggap serius  karena tidak hanya aspek teknis, tetapi juga legal biar tuntas sekaligus mengingat  ada beberapa regulasi yang harus diperhatikan,” katanya.Anggota Komisi 1 DPR Roy Suryo menyatakan harus ada sanksi atas keterlambatan tender frekuensi 3G kanal 11 dan 12.  Sanksi diperlukan agar pemerintah tidak lagi menunda-nunda pelaksanaan tender. “Sudah seharusnya Tender 3G segera dijalankan pemerintah. Urusan pembersihan Kanal 11-12 seharusnya dipercepat dan tidak perlu ditunda lagi,” ujar Roy.Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menuturkan pemerintah harus bertanggung jawab terhadap mundurnya tender 3G. Karena menyangkut kepentingan rakyat jadi diharapkan pemerintah dapat menyelesaikan dengan cepat. “Banyak pertimbangan yang dijalankan pemerintah karena pemerintah masih mencari solusi yang baik dengan operator,” jelas Siddiq.(api) 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper