NUR PAMUDJI, Dirut PT PLN termuda

Aprianto Cahyo Nugroho
Senin, 31 Oktober 2011 | 19:53 WIB
Bagikan

Low profile dan sangat kental logat Jawa-nya. Itulah figur yang terlihat dari Nur Pamudji, Direktur Energi Primer PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang naik pangkat menjadi nakhoda baru menggantikan Dahlan Iskan sebagai orang nomor satu di PLN.Dahlan menyebut pria kelahiran Malang itu sebagai dirut termuda dalam sejarah PLN modern. Nah, di tangan lelaki muda inilah PLN diharapkan mampu lebih 'terang' dengan segala tantangannya.Tidak dipungkiri, PLN sebagai BUMN merupakan salah satu BUMN yang 'menggoda' dan sangat kental muatan politisnya siapapun yang menjadi nakhodanya.Nominal dari bisnis yang berputar dari perusahaan plat merah cukup luar biasa. Tahun ini saja, subsidi listrik mencapai Rp37,8 triliun dan Rp45 triliun pada 2012.Itu baru dari anggaran yang disiapkan pemerintah dari subsidi. Belum lagi proyek kelistrikan, termasuk sejumlah megaproyek pembangkit seiring dengan upaya pemerintah menggenjot tingkat rasio elektrifikasi lebih rendah lagi dari kondisi saat ini 67,2% menjadi 99% pada 2020.Jadi sangat wajar bila banyak pihak sangat berkepentingan terhadap siapapun figur yang menduduki orang nomor satu di PLN menggantikan Dahlan Iskan.Mungkin kondisi itu sangat dipahami juga oleh Menteri BUMN. Satu sumber Bisnis menyebut pemilik Jawa Pos akan  terus mengawal perusahaan negara itu meskipun sudah menjadi Menteri BUMN."Kinerja PLN menjadi taruhan Dahlan Iskan ketika dia bersedia menduduki jabatan Menteri BUMN. Oleh karena itu, figur penggantinya adalah figur yang seiring seirama dengan Dahlan," ujar sumber itu.Benar tidak sinyalemen itu, hanya Dahlan Iskan yang mengetahuinya mengapa Nur Pamudji akhirnya yang terpilih menjadi dirut PLN.Menteri BUMN itu dalam satu kesempatan di Bandung hari ini mengemukakan ada dua jawaban sehingga dirinya lebih memilih Nur Pamudji sebagai penggantinya.Pertama, Dahlan mengatakan Nur Pamudji itu mantan wartawan kampus yang hebat."Kalau jawaban guyon, saya inikan wartawan. Tentu saya minta pengganti saya itu dari wartawan. Dulu Nur Pamudji itu wartawan pers kampus yang hebat. Dia pengasuh ilmu dan teknologi di harian Sinar Harapan sebelum dibreidel," katanya.Jawaban seriusnya, mantan wartawan Jawa Pos itu mengatakan dirinya percaya akan orang muda. "Karena yang orang muda itu bisa melakuikan kemajuan. Saya ingin Nur Pamudji meneruskan melakukan transformasi PLN sebagai perusahaan yang bersih. Saya juga meminta dia untuk melakukan percepatan sejumlah proyek yang tertunda."Nur Pamudji sendiri direncanakan dilantik besok pukul 11.00 WIB di Gardu Induk PLN, Karet Tengsin, Jakarta Pusat.Sementara itu, anggota Komisi VII DPR dari fraksi Partai Golkar Satya Yudha menilai terpilihnya Nur Pamudji sebagai dirut PLN sudah sangat tepat karena dia sangat mengerti tentang masalah pembangkitan listrik di Indonesia."Ke depannya, Nur Pamudji  diharapkan bisa melakukan efisiensi energi primer, terus menekan losses dan mengganti BBM dengan gas untuk bahan bakar pembangkit."Selain itu, beberapa program yang harus dilakukan dirut PLN yang baru itu adalah menciptakan harga listrik per kWh-nya bisa lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asean, mempercepat program 10.000 MW tahap I dan II, meningkatkan rasio elektrifikasi.Pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa berharap Nur Pamudji bisa membawa PLN menjadi lebih baik, terutama dari sisi good corporate governance. Artinya, PLN bisa menjadi perusahaan yang menjunjung tinggi profesionalitas dan bisa jadi standar world class utility."Pak Nur punya tugas besar agar PLN itu dihindarkan dari politisasi. Kunci bahwa PLN menjadi profesional, caranya adalah membangun kompetensi termasuk menghilangkan politisasi di seluruh bisnis proses PLN," tegasnya.Fabby juga berharap Nur Pamudji bisa membawa PLN mengelola bisnis lebih baik dari hulu sampai hilir, mulai dari penyediaan energi primer sampai penjualan tenaga listrik."Saya berharap biaya produksi listrik PLN bisa berkurang. Salah satu komponen yang penting di sana adalah biaya energi primer. Kalau itu bisa dikurangi, ada substitusi dari BBM ke non-BBM lebih banyak, maka otomatis biaya produksi listrik turun. Harusnya beliau paham," ujarnya. (Roberto Purba/Ajijah/ea)

 

*Untuk membaca berita lainnya, silahkan kunjungi http://epaper.bisnis.com atau klik epaper Bisnis Indonesia jika Anda ingin berlangganan koran Bisnis Indonesia edisi digital.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper