Tender BWA dibahas Wikileaks

Lingga Sukatma Wiangga
Rabu, 7 September 2011 | 15:36 WIB
Bagikan

JAKARTA: Sektor telekomunikasi Indonesia ternyata mendapat perhatian cukup serius dari pemerintah AS. Baru-baru ini, situs pembocor kawat diplomatik kedutaan AS, Wikileaks merilis laporan Kedubes AS di Jakarta untuk Washington mengenai hasil tender broadband wireless access (BWA).

 

Dalam kawat diplomatiknya, kedubes AS menyampaikan pesan bahwa pejabat telekomunikasi di Indonesia telah mengumumkan dimulainya proses lelang frekuensi broadband wireless access (BWA) 2,3 GHz.

 

Regulasi mengenai investasi yang dirilis pada 2007 dan daftar negatif mengatur hanya perusahaan induk atau anak usaha yang mayoritas dimiliki oleh badan usaha Indonesia yang dapat ikut serta dalam proses tender ini.

 

Selain itu, tender ini juga memiliki persyaratan lain, yaitu hanya dapat diikuti oleh pemain yang menggunakan jaringan telekomunikasi di Indonesia dan mengantongi lisensi untuk beroperasi di dalam negeri.

Wikileaks mengungkapkan pemerintah Indonesia berencana menunda lelang untuk frekuensi 3,3 GHz dan 3,5 GHz. Pemerintah belum menetapkan kapan lelang akan dilakukan pada masa mendatang.

 

Pada awal tahun ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengeluarkan keputusan menteri yang meminta para operator pengguna dua frekuensi ini untuk pindah ke frekuensi lainnya.

Situs itu mencatat daftar negatif investasi dari luar negeri ini membuat perusahaan AS tidak dapat turut serta menjadi peserta lelang kecuali jika mereka bermitra dengan perusahaan lokal dan mendirikan anak usaha yang mayoritas dimiliki oleh badan usaha Indonesia.

 

Yang menarik adalah pejabat Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan Indosat kemungkinan tidak dapat berpartisipasi dalam tender ini karena mayoritas sahamnya dimiliki oleh perusahaan asal Qatar.

 

Kendati demikian, anak usaha Indosat –yang mayoritas sahamnya dipegang oleh badan usaha asal Indonesia- dapat turut serta dalam tender ini.(api) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Ratna Ariyanti & Arif Pitoyo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper