Pemerintah dinilai lepas slot orbit 107,7 oBT

News Editor
Senin, 17 Januari 2011 | 09:00 WIB
Bagikan

JAKARTA: Pemerintah dinilai secara tidak sengaja melepas filing satelit slot 107,7 oBT dan membuka jalan bagi satelit asing untuk mengganggu akses Ku band dari satelit nasional dengan mendaftarkan filing 108,2 untuk SES 7/Indostar 2.

Yohannes Sumaryo, Sekjen Indonesia Wireless Broadband (Idwibb), menilai dengan mendaftarkan filing satelit baru di slot 108,2 oBT, maka secara otomatis pemerintah sama saja melepas filing di slot 107,7 oBT karena tidak lagi bermanfaat.

Satelit yang menempati 107,7 oBT akan terkena interferensi dengan satelit SES7/Indostar 2 di slot 108,2 oBT sehingga secara tidaks engaja pemerintah membuang sumber daya yang terbatas dan malah memperjuangkan filing bagi satelit asing, katanya kepada Bisnis hari ini.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengizinkan satelit SES 7/lndostar 2 untuk pindah slot orbit dari 107,7 BT milik Indonesia ke 108,2 BT milik asing meski hal itu bersinggungan dengan ketentuan International Telecommunication Union (ITU).

Perpindahan satelit itu memaksa pemerintah untuk mengajukan filing baru ke ITU untuk mendapatkan notifikasinya. Dalam hal ini, satelit SES 7/Indostar 2 tersebut baru bisa ditempatkan di stot baru setelah 7 tahun notifikasi keluar.

Dari sisi Indostar 2, satelit tersebut dipakai oleh PT Media Citra Indostar (MCI) untuk memancarkan siaran Indovision, adapun dari sisi SES 7 satelit tersebut akan memberikan layanan broadcasting menggunakan Ku-band.

Satelit SES 7/Indostar 2 adalah satelit milik SES SA asal Prancis sehingga merupakan satelit asing. Sebelumnya satelit itu adalah milik Protostar asal AS yang akhirnya diakuisisi oleh SES SA untuk mengembangkan bisnis global satelitnya.

Dalam siaran pers seperti dikutip dari situs http//www.ses-worldskies.com, SES akan menempatkan satelitnya di slot orbit 108,2 BT untuk meningkatkan pasarnya di Asia Pasifik. Di slot orbit tersebut, selain SES-7 ada juga satelit NSS-11.

SES-7 membawa 22 transpon-der Ku-band dan 10 transponder S-band. Pada bagian S-band, SES-7 menyewakan kapasitasnya kepada Indovision selama 15 tahun.

Rob Bednarek, President and CEO of SES World Skies, mengatakan akuisisi satelit Protostar 2 merupakan contoh lain fokus perusahaannya yang ingin mengembangkan pasar baru di Asia Selatan dan Asia Pasifik.

Direktur Kelembagaan Internasional Kemenkominfo Ikhsan Baidirus mengatakan satelit Indostar/SES 7 filingnya sudah didaftarkan pemerintah Indonesia di 108,2 oBT sehingga tidak perlu landing right lagi.

Berdasarkan space traty 1967 yang telah diratifikasi Indonesia, suatu negara tidak dapat memiliki slot orbit, yang dapat diperoleh adalah semacam preferential right yg sangat sulit mendapatkannya melalui mekanisme filing sampai statusnya notified, tuturnya.

Namun demikian, tambahnya, sebelum statusnya notofoed, slot sudah dapat digunakan dengan syarat tidak menginterferensi satelit negara lain.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : News Editor
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper