RIM pilih pendekatan edukatif

Bambang  Supriyanto
Jumat, 14 Januari 2011 | 02:20 WIB
Bagikan

NUSA DUA, Bali: Research in Motion, produsen BlackBerry, memilih pendekatan edukatif terkait permintaan agar mereka membangun data center atau node di Indonesia.

Managing Director of RIM Southeast Asia Gregory Wade mengatakan pihaknya mengikuti berbagai uraian dan komentar yang meminta agar membangun data center yang muncul dari berbagai publikasi, blog, anggota partai dan lainnya.Sebagai bentuk tanggung jawab, kami akan memilih pendekatan edukatif kepada pemerintah, anggota partai, bahkan kepada operator terkait dengan syarat atau keperluan infrastruktur kami di lingkup jaringan, ujarnya disela-sela Interview Session BlackBerry Devcon Asia, hari ini.Menurut dia, pihaknya akan menjelaskan bagaimana jaringan RIM beroperasi dalam perspektif kerja sama dengan operator. "Operator, tentu lebih paham bagaimana posisi infrastruktur kami, syarat dan kebutuhannya, keterhubungan jaringan kami dengan carrier, jelasnya.Edukasi itu, paparnya, akan menjelaskan bagaimana jaringan RIM terhubung atau terkoneksi dalam suatu jaringan (connected network) besar.Gregory menegaskan meskipun pihaknya bergerak di lini bisnis layanan, software dan hardware company, RIM bukan merupakan operator atau penyedia jasa Internet.Kami bukan Internet service provider, meski kami menyediakan service [BlackBerry] dan juga menjadi perusahaan software dan hardware. Pendapatan terbesar kami dari hardware. Bidang kami adalah penyedia inovasi di wireless, ujarnya.Selain akan memberikan edukasi, RIM juga akan membahas secara detail rencana penangkalan konten terkait permintaan filtering dalam rangka mematuhi regulasi dengan pemerintah dan operator mitranya. Detail itu termasuk kapan waktu untuk memulai hingga biaya yang mungkin timbul. Nonot Harsono, Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, mengatakan pihaknya meminta RIM mematuhi ketentuan penyelenggaraan jasa yang berlaku diantaranya membangun node di Indonesia.Kami telah meminta RIM membangun node karena dengan membangun node [exchange point atau routing server] maka RIM dapat memenuhi semua ketentuan yang berlaku seperti intersepsi yang diizinkan [lawful interception], ujarnya kepada Bisnis.Dengan membangun satu node atau routing server di Indonesia maka akan tercipta kemitraan global yang saling menghormati. Artinya, kedua pihak atau bahkan negara yaitu Kanada-Indonesia, pun akan sama-sama untung cukup dengan perwakilannya yaitu RIM Indonesia menjadi penyelenggara jasa yang legal.Praktisi Internet Onno W. Purbo dalam situsnya menuturkan di dalam undang-undang yang berlaku di Indonesia tidak disebutkan adanya suatu aplikasi di Internet wajib mengikuti UU Telekomunikasi di Indonesia. Undang-undang yang ada di Indonesia itu untuk operator telekomunikasi, ujarnya.Menurut dia, RIM adalah penyedia platform aplikasi dan tidak berlisensi operator seperti operator Telkomsel, XL dan lainnya yang juga berlisensi penyedia jasa Internet. Dia menambahkan di dunia Internet, lokasi server bukan hal penting. Hal yang penting adalah username dan password untuk mengakses server. Jadi kalau server ada di Indonesia tetapi kita tidak di berikan username dan password untuk mengakses ya sama juga bohong. Meskipun server [data center] ada di Kanada tetapi kita diberikan akses maka bisa di akses, jelasnya.Adapun permintaan akses tersebut adalah permintaan yang diajukan regulator di India dan Uni Emirat Arab. RIM dan regulator telah mencapai kesepakatan tidak lama setelah permintaan diajukan tahun lalu. Namun, akses kesepakatan itu pun belum final. Pemerintah India bahkan kemudian memperpanjang ultimatum penutupan layanan BlackBerry di negerinya hingga tenggat 31 Januari 2011.(yn)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Mursito
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper