Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri aset kripto menyoroti berbagai tantangan yang tengah dihadapi ekosistem kripto Indonesia.
CEO Triv Gabriel Rey mengatakan tantangan saat ini adanya pajak yang tinggi membuat biaya exchange lokal lebih mahal daripada exchange global sehingga menyulitkan untuk berkompetisi. Padahal, biaya transaksi menjadi salah satu pertimbangan utama bagi para investor dan trader, terutama yang aktif melakukan perdagangan jangka pendek.
Dia berharap adanya perhatian lebih dari regulator terhadap daya saing industri kripto nasional termasuk kemungkinan insentif dari sisi kebijakan maupun penyesuaian biaya transaksi. Selain itu, perlu adanya kebijakan perpajakan untuk aset kripto. Pasalnya, transaksi aset kripto dikenakan pajak final yang lebih tinggi dibandingkan pasar modal.
"Harapannya tentu pemerintah melakukan kajian atas peraturan ini sehingga masyarakat juga mendapatkan biaya transaksi yang lebih murah pada exchange lokal," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/6/2025).
Saat ini jumlah investor indo juga semakin naik berdasarkan data Otoritas Jasa Keungan hingga 10 hanya dalam waktu 1 bulan dengan total sekitar hampir 15 juta.
"Saat ini demografis pengguna crypto majoritas masih ada di pulau jawa, menurut saya orang daerah masih belum melek akan crypto. sehingga dibutuhkan pelatihan bagi orang-orang daerah," katanya.
Adapun kondisi kripto masih dalam sentimen bullish. Hal ini karena berbagai berita seperti rencana The FED potong suku bunga pada bulan Oktober nanti.
"Lalu Trump mulai mau berdiskusi dengan China dan menunda tarif ini berdampak pada kripto," ucapnya.
Di sisi lain, menandai 10 tahun berdiri, Triv berkomitmen aksi berbagi untuk sesama. Tahun ini, dia mengurbankan tiga ekor sapi limousin sekaligus yang diberi nama mobil sport dan memiliki bobot mencapai 1 ton. Sapi berbobot besar tersebut diserahkan langsung ke pengurus Masjid Al-Falah Surabaya, Jawa Timur.