Bisnis.com, JAKARTA — Google Veo 3, teknologi AI generasi terbaru yang mampu menciptakan video dengan tingkat realisme luar biasa, menjadi sorotan.
Melalui akses awal di platform Flow, Veo 3 menawarkan pengalaman baru dalam pembuatan konten digital, mulai dari audio yang tersinkronisasi, hingga visual yang sangat sulit dibedakan dari rekaman asli.
Salah satu fitur paling menarik dari Google Veo 3 adalah kemampuannya untuk mewujudkan imajinasi pengguna, termasuk menghadirkan kembali serial TV favorit dengan akhir cerita yang diinginkan. Bisakah mengubah akhir sebuah cerita?
Dilansir dari PC Guide, Jumat (30/5/2025) Ide ini sempat viral di Reddit, ketika seorang pengguna bernama Enceladuus membagikan gagasan untuk menghidupkan ulang serial-serial lawas yang berakhir mengecewakan atau bahkan tidak selesai, seperti Firefly dan Stargate Universe, menggunakan Veo 3.
Dengan Veo 3, para penggemar kini bisa menciptakan versi alternatif dari episode atau akhir cerita yang sesuai dengan harapan mereka. Misalnya, serial populer seperti Game of Thrones yang menuai kritik tajam pada musim terakhirnya, kini dapat "diperbaiki" oleh komunitas penggemar dengan bantuan AI ini.
Sebelumnya, video hasil AI mudah dikenali dari detail yang aneh, seperti jari tangan yang terdistorsi atau wajah yang tidak proporsional. Namun, Veo 3 berhasil melampaui batasan tersebut.
Salah satu contoh video yang dihasilkan, dengan prompt “A medium shot, historical adventure setting: Warm lamplight illuminates a cartographer in a cluttered study, poring over an ancient, sprawling map spread across a large table...” Veo 3 dapat menghasilkan karya Veo 3 yang sangat realistis, hingga sulit dibedakan dari video sungguhan.
Konten Kreator Terancam
Meskipun teknologi ini membuka peluang besar bagi para kreator dan penggemar, tidak sedikit pula yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap profesi kreatif. Banyak pembuat konten dan profesional merasa terancam, karena AI seperti Veo 3 dapat menggantikan peran mereka dalam produksi video.
Sementara itu, Google menyadari potensi penyalahgunaan teknologi ini. Untuk itu, mereka menegaskan komitmen pada keamanan dan tanggung jawab dalam pengembangan Veo 3.
Setiap video yang dihasilkan akan diberi watermark digital menggunakan teknologi SynthID, sehingga mudah diidentifikasi sebagai konten buatan AI. Selain itu, Google melakukan evaluasi keamanan secara ketat, termasuk uji coba oleh tim internal dan pakar eksternal, serta pemeriksaan untuk mencegah pelanggaran privasi, hak cipta, dan bias.
“Kami membangun Veo dengan tanggung jawab dan keselamatan sebagai prioritas utama. Kami memblokir permintaan dan hasil yang berbahaya, menguji fitur baru sebelum dirilis, dan melakukan evaluasi keamanan secara menyeluruh,” jelas Google dalam pernyataannya.
Dengan kehadiran Veo 3, batas antara karya manusia dan AI semakin tipis. Teknologi ini memberi kesempatan bagi komunitas untuk berkreasi, memperbaiki, atau bahkan menghidupkan kembali karya-karya yang dicintai. Namun, di sisi lain, pengawasan dan regulasi tetap menjadi kunci agar inovasi ini tidak disalahgunakan.