Bisnis.com, JAKARTA — Satelit buatan Airbus untuk Badan Antariksa Eropa (ESA) telah dikirimkan ke Kourou, Guyana Prancis untuk persiapan peluncuran awal April 2025.
Kepala Sistem Antariksa di Airbus Defence and Space Alain Fauré mengatakan Biomass, satelit buatan Airbus untuk Badan Antariksa Eropa (ESA), telah meninggalkan Toulouse untuk diangkut melalui jalur laut menuju Kourou, Guyana Prancis, untuk persiapan peluncuran.
“Sebagai satelit Earth Explorer, Biomass merupakan misi utama ESA untuk mengukur biomassa hutan dan menilai stok serta aliran karbon di daratan dari ketinggian 666 km di atas permukaan bumi,” kata Alain dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (22/2/2025).
Dia menjelaskan lebih lanjut, satelit ini akan membawa radar aperture sintetis P-band pertama di luar angkasa, yang mampu menghasilkan peta biomassa hutan tropis, sedang, dan boreal dengan akurasi tinggi.
Teknologi inovatif satelit ini akan memungkinkan para klimatolog menilai stok dan aliran karbon dengan lebih akurat dari luar angkasa serta meningkatkan pemahaman tentang peran hutan dalam mengatur iklim.
Satelit ini dilengkapi dengan antena lipat berukuran 12x15 meter yang dirancang untuk menangkap data radar aperture sintetis (SAR) yang dipantulkan. Data ini akan digunakan untuk menyusun peta global biomassa hutan tropis, sedang, dan boreal secara akurat.
Informasi mengenai perubahan biomassa akibat kehilangan hutan, seperti akibat penebangan atau kebakaran, serta proses regenerasi, tidak dapat diperoleh melalui teknik pengukuran darat.
Tim insinyur Airbus dari Stevenage, Inggris, tempat satelit ini dibangun, memimpin kampanye uji coba yang sukses di Toulouse, dengan dukungan rekan-rekan di lokasi serta dari Airbus di Friedrichshafen, Jerman, dan tim industri lainnya.
Tim kini akan mempersiapkan fase komisioning dan operasional di orbit, sementara tim terpisah bertanggung jawab atas pengiriman transponder kalibrasi darat yang akan ditempatkan di New Norcia, Australia. Pengembangan dan pengujian satelit Biomass melibatkan lebih dari 50 perusahaan dari 20 negara.
Biomass dijadwalkan meluncur pada April 2025 menggunakan roket Vega-C dari Kourou dan akan beroperasi di orbit selama lima tahun.