Ahli ITB: Kasus eFishery Berdampak Sistemik pada Ekosistem Startup RI

Dea Andriyawan
Minggu, 26 Januari 2025 | 20:03 WIB
Ratusan karyawan startup eFishery menuntut kejelasan manajemen soal dugaan fraud di halaman Kantor eFishery, Jalan Malabar, Kota Bandung, Kamis (23/1/2025). JIBI/Dea Andriawan
Ratusan karyawan startup eFishery menuntut kejelasan manajemen soal dugaan fraud di halaman Kantor eFishery, Jalan Malabar, Kota Bandung, Kamis (23/1/2025). JIBI/Dea Andriawan
Bagikan

Bisnis.com, BANDUNG — Skandal manajemen eFishery yang diduga memanipulasi laporan keuangan hingga US$600 juta disebut akan berdampak sistematik terhadap ekosistem startup di Indonesia.

Padahal sebelum hal ini menyeruak, dia menilai eFishery sebagai perusahaan rintisan anak negeri yang bergerak di sektor agrikultur ini menjadi kebanggaan Indonesia hingga sukses mencapai status unicorn.

Dosen sekaligus Kepala Inkubator Bisnis SBM ITB Dina Dellyana mengatakan kasus eFishery menjadi pengingat pahit bahwa mengejar pertumbuhan tanpa memprioritaskan integritas hanya akan berujung pada kehancuran.

“eFishery, sebagai salah satu startup yang menjadi contoh sukses di industri ini, menghadapi tantangan besar yang tidak hanya mengguncang reputasi mereka, tetapi juga berdampak sistemik pada ekosistem startup, terutama bagi mereka yang sedang dalam tahap fundraising. Banyak yang kini menghadapi ketidakpastian akibat situasi ini,” ungkap dia, Minggu (26/1/2025). 

Dina menilai kasus eFishery membuat beberapa venture capital (VC) mulai lebih selektif dalam memberikan pendanaan ke startup di Indonesia. Menurutnya, kekhawatiran akan terulangnya permasalahan serupa membuat mereka lebih berhati-hati. 

“Saya rasa kita akan melihat investor lebih selektif ke depannya, bahkan mungkin ada yang menunda atau membatalkan rencana investasi di sektor teknologi untuk sementara waktu,” jelas Dina.

Dia menambahkan bahwa situasi ini justru membuka peluang untuk membentuk ulang industri teknologi menjadi lebih sehat. Dengan pendekatan yang lebih berhati-hati, penggunaan metrik yang lebih jelas, dan fokus pada startup yang memiliki model bisnis yang kuat, industri ini dapat berkembang dengan lebih berkelanjutan. 

“Di era seperti sekarang, teknologi adalah hal yang tak terpisahkan, dan masa depan ekosistem teknologi akan sangat ditentukan oleh kualitas startup yang bertahan,” ungkap Dina.

Sementara itu, Dosen SBM ITB sekaligus ahli keuangan Yunieta Anny Nainggolan menjelaskan bahwa manipulasi keuangan adalah pelanggaran serius yang berakar pada kelemahan tata kelola perusahaan. 

“Startup sering kali terlalu fokus pada valuasi dan pertumbuhan cepat, sampai lupa bahwa kepercayaan investor bergantung pada transparansi dan integritas,” kata Neta. 

Dia menambahkan bahwa praktik semacam ini menciptakan preseden buruk yang membuat investor berpikir dua kali sebelum mendanai startup baru. Untuk memperbaiki situasi, Dia menekankan pentingnya transparansi para manajemen startup. 

“Startup seperti eFishery perlu menunjukkan komitmen nyata untuk memperbaiki diri, misalnya dengan mempublikasikan hasil audit independen. Restrukturisasi manajemen juga penting, terutama dengan melibatkan pemimpin baru yang memiliki rekam jejak kredibel,” imbuhnya.

Neta juga menyoroti pentingnya teknologi dalam mendukung tata kelola perusahaan yang lebih baik. 

Pasalnya, penggunaan software akuntansi berbasis cloud atau bahkan blockchain bisa membantu menciptakan sistem keuangan yang lebih transparan dan akurat. 

Ia juga mengatakan startup harus berani diaudit secara rutin oleh auditor eksternal. Meski situasi saat ini tampak sulit, baik Dina maupun Neta optimis bahwa ekosistem startup Indonesia akan pulih. 

"Penurunan investasi di sektor teknologi mungkin akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi ini hanya sementara. Saya percaya, dengan adanya permasalahan ini, industri akan menjadi lebih kuat dan matang,” kata Dina. 

Pada akhirnya, permasalahan ini mengingatkan pelaku usaha apapun bahwa integritas adalah kunci. Startup tidak hanya perlu mengejar mimpi, tetapi juga melakukannya dengan cara yang benar. 

“Semua pihak, baik investor, founder, maupun ekosistem secara keseluruhan, harus belajar dari kejadian ini untuk menciptakan masa depan yang lebih baik,” jelasnya.

Permasalahan yang dihadapi eFishery menurutnya mencerminkan tantangan dalam ekosistem startup Indonesia. Namun, dari sini juga muncul pelajaran penting tentang pentingnya transparansi, integritas, dan tata kelola yang baik. 

“Dengan komitmen untuk berubah dan berkembang, ekosistem ini memiliki peluang besar untuk menjadi lebih kuat di masa depan,” tutup dia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper