Bisnis.com, JAKARTA - Pemain dompet digital LinkAja, Ovo, dan Dana berlomba memperkuat kolaborasi hingga menyiapkan inovasi terkini guna memperluas pasar, mengakuisisi lebih banyak pengguna baru hingga mempertahankan pengguna eksisting berkualitas pada tahun depan.
CEO LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengatakan perusahaan fokus memperkuat model bisnis dua sisi B2B2BC pada tahun depan.
Di sisi B2B, LinkAja berfokus pada rantai pasok end-to-end dari sisi tradisional maupun digital, sementara di sisi B2C, perusahaan akan menguatkan proses akuisisi pelanggan dengan ongkos rendah dan menawarkan sejumlah program menarik untuk retensi.
LinkAja, kata Yogi, juga akan makin memperkuat peran strategis sebagai satu-satunya startup digital di Indonesia yang berfokus pada aktivasi rantai nilai model bisnis BUMN B2B2C secara end-to-end dengan memanfaatkan seluruh layanan keuangan dan ekosistem digital yang dimiliki.
“Ekosistem BUMN akan tetap menjadi key competitive advantage LinkAja sebagai solusi keuangan digital yang mendukung pengembangan infrastruktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN,” kata Yogi kepada Bisnis, Jumat (25/10/2024).
Yogi menjelaskan pengembangan infrastruktur bersama dengan BUMN termasuk di dalamnya meneruskan inisiatif layanan disbursement insentif dan platform penukaran poin loyalitas di dalam lingkup perusahaan BUMN.
Selain itu, LinkAja juga akan memantapkan sinergi strategis dengan rekanan lainnya dalam ekosistem pemegang saham di antaranya Telkomsel, Pertamina, dan Mitsui, untuk menghadirkan inovasi keuangan yang penuh manfaat baik bagi pengguna individu maupun korporasi.
“Kolaborasi strategis dengan berbagai pihak diharapkan mampu meningkatkan peluang bisnis dan visibilitas masing-masing pihak, efisiensi biaya (cost-saving), dan membangun kepercayaan untuk memelihara hubungan jangka panjang dalam rangka mencapai bisnis yang berkelanjutan,” kata Yogi.
Yogi mengatakan per Agustus 2024 terdapat peningkatan transaksi secara keseluruhan sebesar hampir 10% dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan dominasi pertumbuhan transaksi dari segmen pembelanjaan marketplace/e-commerce, makanan dan minuman (F&B), ritel seperti fashion atau supermarket, serta donasi keagamaan.
Sejak memfokuskan diri pada model bisnis dua sisi B2B2C pada 2023, LinkAja mengutamakan akuisisi dan retensi pengguna dengan biaya rendah, sehingga kualitas pengguna menjadi sorotan utama perusahaan.
Tercermin dari adanya rata-rata peningkatan transaksi pengguna [Average Revenue per User (ARPU)] sebesar 34%* dan retention rate sebesar 75%* secara kumulatif.
Selain itu, LinkAja kini memiliki lebih dari 93 juta basis pengguna terdaftar; 1,4 juta titik lokasi setor-tarik tunai; dan 2,9 juta merchant yang terdaftar dalam aplikasi LinkAja, dengan deretan fitur unggulan di antaranya setor-tarik tunai, pembayaran tagihan dan produk telco, transfer uang, hingga layanan syariah.
Sementara itu, Head of Communications DANA Indonesia Sharon Issabella mengatakan pada 2025, DANA berencana meluncurkan berbagai inovasi yang tidak hanya akan meningkatkan keamanan pengguna, tetapi juga memperluas akses ke layanan keuangan yang lebih beragam, seperti asuransi dan investasi.
Dana dan OVO
DANA juga akan fokus memperluas inklusi keuangan ke seluruh pelosok Indonesia melalui pemanfaatan teknologi yang makin maju.
“Dengan langkah ini, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang belum terlayani oleh sistem keuangan tradisional, sehingga mereka dapat mengakses layanan keuangan yang aman dan mudah di mana pun mereka berada,” kata Sharon.
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan penguatan kolaborasi menjadi fokus perusahaan pada 2025. Secara bisnis, OVO mencatatkan pertumbuhan yang baik dan berasal dari komitmen OVO terhadap inovasi digital, termasuk peningkatan kerja sama dengan mitra di berbagai sektor yang berizin dan legal.
“Kami juga melakukan berbagai inisiatif guna meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat mengenai sektor keuangan digital, salah satunya mengenai bahaya praktik judi online,” kata Karaniya.
Pada tahun depan, kata Karaniya, perusahaan juga akan terus mendukung penuh langkah tegas pemerintah dan regulator untuk memberantas judi online.
Ovo menegaskan tidak memfasilitasi kegiatan perjudian online dan tidak memiliki kerjasama apapun dengan penyelenggara ataupun bandar judi online.
“Akun-akun uang elektronik dan bank yang digunakan adalah akun-akun milik pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang disalahgunakan tanpa sepengetahuan, dan tanpa melalui kerjasama resmi apapun dengan OVO,” kata Karaniya.