Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintahan Prabowo Subianto akan menjadikan pemerataan akses internet menjadi salah satu fokus guna memangkas kesenjangan digital. Sama seperti Preside Joko Widodo (Jokowi), Prabowo juga menaruh perhatian dalam memperluas cakupan layanan data.
Diketahui, pada periode kedua pemerintahannya, Jokowi mengebut pembangunan base transceiver station (BTS) di 12.548 desa. Dari jumlah tersebut sebanyak 9.113 desa menjadi tanggung jawab pemerintah, sementara itu sisanya sekitar 3.435 desa dibangun oleh operator seluler.
Tidak hanya itu, Jokowi membangun Satelit Multifungsi Satria-1 yang mengangkut kapasitas internet sebesar 150 Gbps untuk menyuntikan internet ke 37.000 titik.
Mengenai sejumlah langkah yang telah dilakukan Jokowi dalam melakukan pemerataan internet, Editor Strategi Transformasi Bangsa Prabowo Subianto sekaligus politikus partai Gerindra Dirgayuza Setiawan mengatakan pemerintahan Prabowo Subianto juga akan fokus dalam melakukan penyebaran infrastruktur digital, sebagaimana yang disampaikan oleh Hashim Sujono Djojohadikusumo, adik Prabowo.
“Bahwa pemerataan internet terutama untuk peningkatan kecepatan internet yang digunakan oleh masyarakat Indonesia, itu perlu ditingkatkan secara signfikan,” kata Dirgayuza disela-sela acara Unlocking Digital Economy for Growth 8%, Selasa (3/9/2024).
Dia juga menekankan bahwa kunci internet itu ada tiga. Pertama, daerah yang belum mendapat internet harus terjangkau layanan data. Kedua, peningkatan kecepatan.
“Ketiga, yang tidak kalah penting harganya juga harus terjangkau. Itu kemarin Pak Prabowo melalui Pak Hashim sudah menjelaskan bahwa itu akan menjadi salah satu fokus pemerintah ke depan,” kata Dirgayuza.
Pada pemberitaan Bisnis 8 Agustus 2024, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) menyebut telah menghadirkan akses internet di 4.078 lokasi hingga awal Agustus 2024. Bakti berencana menambah 16.000 titik lagi sehingga genap menjadi 20.000 titik hingga akhir 2024.
Kepala Divisi Satelit dan Akses Internet Bakti Kominfo, Harris Sangidun mengatakan Bakti terus berupaya mendorong pemerataan akses internet di daerah terpencil.
“Akses Internet di 4.078 titik sudah on air sampai awal agustus, 12.000 yang sekarang kita pengadaannya sudah selesai. Sekarang progres pembangunan,” kata kata Harris, Minggu (12/8/2024).
Untuk diketahui, Akses Internet merupakan salah satu inisiatif Bakti untuk memperluas akses internet ke seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau layanan data.
Layanan data untuk Akses Internet berasal dari satelit, sehingga dalam penggelarannya memakan waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan BTS 4G.
Bakti menargetkan akan menambah 16.000 titik baru untuk Akses Internet sehingga total wilayah yang mendapat layanan internet pada 2024 mencapai 20.000 titik.
“Kami analisis, konfirmasi lagi ke kementerian lembaga sampai nanti lengkap 20.000 titik,” kata Harris.
Adapun Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menuturkan bahwa terdapat tiga kesenjangan digital yang masih dihadapi Indonesia, antara lain ketimpangan akses internet, kualitas infrastruktur, dan keterampilan digital.
Menurut Nezar, ketiga hal ini dinilai perlu menjadi perhatian bersama.
“Utamanya, kesenjangan yang terjadi antara desa dan kota, kelompok usia tua dan muda, serta kelompok antara gender laki-laki dan perempuan,” kata Nezar acara Pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (12/8/2024).